Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Pemerintah Meksiko mengumumkan sebanyak 112 orang warganya tewas akibat 'terpanggang' cuaca panas ekstrem di negaranya. Sejumlah negara di Amerika Latin memang tengah menghadapi serangkaian gelombang panas dengan mengalami rekor suhu tinggi. Di mana lebih dari 1.000 laporan masuk terkait hal ini.
Secara rinci, ada 104 orang dilaporkan meninggal sepanjang Juni 2023 (per 25 Juni) dan delapan kematian terjadi pada laporan 14 April dan 31 Mei, sehingga totalnya menjadi 112 orang.
Kementerian Kesehatan Meksiko mengatakan penyebab utama kematian warga adalah serangan panas yang diikuti oleh dehidrasi, seperti dilansir dari cnnindonesia Jumat (30/6/22).
Baca Juga: Inilah Bahaya Terlalu Banyak Mengonsumsi Daging Saat Idul Adha
Wilayah Utara Meksiko melaporkan kematian terbanyak berada pada negara bagian timur laut Nuevo Leon sebanyak 64 orang, dan di negara tetangga Tamaulipas sebanyak 19 orang. Di Meksiko, suhu maksimum 49 derajat Celcius (120 Fahrenheit) tercatat pada minggu ini di negara bagian barat laut Sonora. Sedangkan, untuk suhu maksimum rata-rata di Meksiko selama musim panas berfluktuasi antara 30-45 derajat Celcius.
Kemenkes juga memperingatkan bahwa gelombang panas lain dan lebih ekstrem dapat memengaruhi negara berpenduduk 127 juta orang mulai 1 Juli.
Pada Mei, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa hampir pasti pada 2023-2027 akan menjadi periode lima tahun terhangat yang pernah tercatat. Hal ini dikarenakan gas rumah kaca dan El Nino bergabung untuk membuat suhu melonjak.
(rz/hn/um)