Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. China diterjang curah hujan tertinggi sejak beberapa dekade terakhir dalam beberapa hari terakhir hingga menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah daerah. Cuaca buruk ini pun membuat ratusan ribu warga di China harus mengungsi lantaran ribuan rumah terendam banjir dan longsor.
Berdasarkan data Pusat Meteorologi Nasional China, rata-rata curah hujan di Guangdong, Fujian, dan Guangxi mencapai 621 milimeter sejak awal Mei hingga pertengahan Juni. Angka tersebut merupakan curah hujan tertinggi sejak 1961.
Imbas curah hujan itu, saluran air di daerah aliran Sungai Mutiara, Guangdong, meluap dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin (20/06/22), pihak berwenang Guangdong melaporkan lebih dari 200 ribu orang dievakuasi akibat bencana alam ini. Sejumlah pejabat juga mengatakan hampir 480 ribu orang terdampak hujan deras dan banjir ini.
Tak hanya itu, kerugian Guangdong akibat bencana ini ditaksir mencapai 1,7 miliar yuan (Rp3,7 triliun).
Beberapa foto dari media pemerintah menunjukkan warga tengah mengungsi di kamp pengungsian sekolah di Kota Shaoguan, Guangdong. Ratusan tenda pengungsian juga dibangun di sejumlah lapangan.
Pemerintah Shaoguan bahkan mengumumkan peringatan banjir pada Selasa (21/6), seperti dikutip AFP.