Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Ukraina memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea Utara setelah Pyongyang mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.
Keduanya merupakan kelompok separatis Ukraina di Donbas yang selama ini didukung Rusia.
Pengakuan dari Korea Utara itu diumumkan kantor berita pemerintahan Kim Jong Un, KCNA, pada Kamis(14/7).
Dalam surat resmi, Korut memutuskan mengakui kemerdekaan dari Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR). "(Korut) menyatakan keinginan untuk mengembangkan hubungan antarnegara dengan dua negara ini sebagai bentuk kemerdekaan, perdamaian, dan persahabatan," bunyi laporan KCNA.
Ukraina melalui kementerian luar negerinya mengutuk keras langkah Korea Utara tersebut. Kyiv menggambarkan pengakuan ini sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional dan tak menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara. "Sebagai tanggapan, Ukraina juga mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Republik Demokratik Rakyat Korea (nama resmi Korea Utara)," bunyi pernyataan Kemlu Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menduga Rusia meminta Korut untuk mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk. Padahal, menurutnya, Rusia sebenarnya sudah tidak punya sekutu. "Rusia sudah tidak punya lagi sekutu, kecuali negara yang bergantung kepadanya secara finansial dan politik," kata Kuleba seperti dikutip AFP.
Korea Utara menjadi negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk setelah Rusia dan Suriah.
Rusia mengakui Donetsk dan Luhansk yang terletak di Donbas sebagai negara merdeka tak lama sebelum melancarkan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Sementara itu, Suriah, sekutu dekat Moskow, mengumumkan pengakuannya terhadap DPR dan LPR bulan lalu.