Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Luar Negeri Liz Truss akan bertarung habis-habisan dalam puncak pemungutan suara pemilihan perdana menteri Inggris pengganti Boris Johnson yang mundur awal bulan ini.
Sunak dan Truss menjadi dua calon PM Inggris terkuat yang bertahan setelah melalui serangkaian pemungutan suara Partai Konservatif.
Dalam pemungutan suara terbaru pada Rabu (20/7), Sunak memenangkan 137 suara. Disusul dengan Truss yang memperoleh 113 suara dan eks Menteri Perdagangan dan Menteri Pertahanan Penny Mordaunt yang hanya mendapatkan 105 suara.
Dalam kicauannya di Twitter, Truss berterima kasih kepada para pendukungnya. "Saya berjuang dalam hal ini, untuk memenangkan ini. Sebagai perdana menteri saya akan mulai bekerja sejak hari pertama, menyatukan partai, dan memerintah sesuai dengan nilai-nilai Partai Konservatif," kata Truss seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Sunak, eks bankir Goldman Sachs, juga berterima kasih atas dukungan rekan-rekan dan anggota parlemen lainnya hingga bisa sampai di tahap ini. "Bersyukur rekan-rekan saya telah mempercayai saya hari ini. Saya akan bekerja siang dan malam untuk menyampaikan suara warga di seluruh negeri," papar Sunak.
Keduanya keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan 6 kandidat PM yang lebih dulu gugur dalam rentetan pemungutan suara akibat minim dukungan. Sejauh ini, Sunak selalu keluar sebagai pemenang mayoritas dukungan di seluruh putaran pemungutan suara. Namun, Truss tampaknya terus meraup dukungan dari para suporter kandidat PM yang sebelumnya telah gugur.
Meski begitu, survei jajak pendapat menunjukkan Truss akan mengalahkan Sunak dalam pemungutan suara terakhir, membuka kemungkinan bahwa Partai Konservatif akan memilih seorang pemimpin yang bukan berasal dari pilihan populer anggota parlemen.
Sunak dan Trus sekarang akan memulai perjalanan politik selama beberapa bulan ke depan sebelum pemungutan suara terakhir partai berlangsung. Partai Konservatif akan mengumumkan pemenang pada 5 September mendatang.
"Ini telah menjadi salah satu kontes yang paling tidak terduga untuk mencari pemimpin Konservatif baru dalam sejarah Inggris," kata Chris Hopkins, direktur riset politik dari perusahaan jajak pendapat Savanta ComRes.
"Ini sangat berbeda dengan pemilihan PM sebelumnya, di mana Anda biasanya memiliki calon yang kuat dan terfavorit yang jelas-jelas akan otomatis terpilih," paparnya menambahkan.
Pemilihan Makin Ketat, Sisa 2 Calon PM Inggris Penerus Boris Johnson
21 July 2022 - 22:00
WIB
Sign in to leave a comment