Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan Rusia memulai perang gas melawan negara-negara Eropa, Senin (25/7).
"Hari ini, kami mendengar ancaman gas baru ke Eropa. Ini merupakan perang gas terbuka yang Rusia kobarkan ke persatuan Eropa," kata Zelensky, merujuk pada pengumuman dari perusahaan gas Rusia Gazprom terkait pemutusan pasokan ke Eropa.
"Mereka tidak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan masyarakat, bagaimana kesulitan mereka, dari kelaparan hingga pemblokiran pelabuhan, dari dinginnya musim dingin dan kemiskinan, atau penjajahan. Ini hanya bentuk berbeda dari terorisme," tuturnya lagi.
Selain itu, Zelensky mendesak Eropa untuk memperketat sanksi ke Rusia. "Maka dari itu Anda harus membalasnya. Jangan berpikir mengembalikan turbin, tetapi perkuat sanksi," kata Zelensky.
Sebagaimana diberitakan AFP, perusahaan Gazprom menyampaikan bakal memutus pengiriman gas harian ke Eropa lewat jalur pipa Nord Stream mulai Rabu (27/7).
Gazprom menuturkan pihaknya menangguhkan pengoperasian satu dari dua turbin terakhir yang beroperasi di pipa itu akibat "kondisi teknis mesin."
Meski begitu, pemerintah Jerman mengatakan tidak ada pembenaran teknis atas pernyataan Gazprom tersebut.
Sebelum memutuskan penangguhan layanan gas ini, Rusia sempat mengembalikan suplai gas ke Eropa melewati Jerman pada pekan lalu. Namun suplai gas yang diberikan hanya 40 persen dari kapasitas pipa.
Eropa sendiri sangat bergantung dengan sumber energi Rusia. Sementara itu, negara Barat menuduh Rusia menggunakan energi untuk membalas sanksi yang diterapkan mereka kala Kremlin menginvasi Ukraina.