Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Sering mendengar bahwa bernapas dari hidung ini jauh lebih baik dibandingkan lewat mulut. Hal ini banyak dipublikasikan melalui sejumlah penelitian maupun jurnal
"Dari sudut pandang evolusi, itu adalah cara standar, bernapas melalui hidung," ujar Kepala THT Rumah Sakit Mount Sinai Brooklyn, dr. Sam Huh dikutip dari Huff Post, Kamis (21/9/23).
Menurutnya, pada dasarnya manusia hanya bisa bernapas melalui hidung. Ia menyebut setidaknya ada sejumlah alasan bernapas melalui hidung lebih baik.
Pertama, bulu hidung menyaring sebagian kotoran yang dihirup. Hidung juga memiliki banyak lendir, yang dapat menjebak benda-benda kecil yang berpotensi berbahaya seperti spora jamur atau serbuk sari, atau bahkan bakteri, dan beberapa virus.
"Paru-paru harus selalu lembap agar tetap terbuka dan berfungsi dengan baik," tuturnya.
Baca Juga: Catat, Ini 5 Tips Tekan Risiko Mata Katarak di Usia Tua
Ditambah lagi, secara fisiologis, hidung dirancang untuk memperlambat aliran udara sehingga memanaskannya hingga mencapai suhu tubuh.
"Sehingga ketika udara sampai ke paru-paru, udara menjadi lembap sepenuhnya," terang asisten profesor THT di Vanderbilt Health di Nashville, Amerika Serikat, dr. Kenneth Fletcher.
"Tahukah Anda betapa sakitnya bernapas saat berada di luar ruangan di udara musim dingin yang kering? Jadi itulah alasannya," imbuhnya.
Penting diketahui, bahwa meskipun bernapas melalui hidung secara keseluruhan lebih baik, ada kalanya bernapas lewat mulut diperlukan, seperti saat melawan flu. Jadi, sebaiknya tidak mencoba menghentikan pernapasan mulut sama sekali.
"Ini tidak berarti bernapas melalui mulut buruk bagi Anda. Hanya saja bernapas melalui hidung lebih baik," ungkapnya ahli rhinologi di Yale Medicine, dan profesor bedah-otolaringologi di Yale School of Medicine, dr. Peter Manes.
(sy/hn/nm)