Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Asam urat merupakan radang sendi yang dapat menyerang siapa saja dengan ditandai rasa nyeri hingga bengkak. Kondisi ini salah satu penyebabnya dipicu oleh sering begadang.
Berdasarkan hasil studi terbaru, mengungkapkan bahwa perilaku tidur juga berpengaruh pada risiko seseorang terkena penyakit asam urat.
Studi baru ini dikerjakan oleh para peneliti di UK Biobank dan hasil studi sudah diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research. Subjek penelitian diamati selama 12 tahun dan 1,1 persen dari mereka atau 4.270 orang ternyata terdiagnosis sakit asam urat.
Studi tersebut bersifat kohort berbasis populasi, melibatkan 403.630 peserta tanpa asam urat pada awalnya. Peneliti menggunakan pendekatan komprehensif untuk mengevaluasi perilaku tidur peserta studi.
Baca Juga: Membuat Geger Dunia, Ini Sederet Gejala Covid-19 Varian Eris
Lima perilaku tidur dikategorikan dalam studi ini di antaranya kronotipe, durasi tidur, insomnia, mendengkur, dan mengantuk di siang hari. Tidurnya sendiri diklasifikasikan menjadi dua kelompok, tidur yang buruk (skornya 0-3) dan tidur sehat (skor 4-5).
"Peserta dengan pola tidur sehat menunjukkan risiko kena asam urat jauh lebih rendah, ketimbang mereka yang pola tidurnya buruk," jelas studi tersebut dikutip dari laman Doc Wire News, Rabu (16/8/23).
"Secara khusus, mereka yang tidurnya sehat dikaitkan dengan 21 persen penurunan risiko serangan asam urat," imbuhnya.
Tak hanya itu, dalam studi tersebut juga dikemukakan pengaruh risiko genetik asam urat dengan pola tidur sehat, dan hasilnya pun sama. Mereka yang punya riwayat asam urat, kalau tidurnya sehat, risiko kena penyakit asam urat lebih rendah.
Para peneliti menerangkan secara umum pola tidur yang sehat ditandai dengan tidur 7-9 jam per hari di waktu tidur yang tepat, tidak atau jarang insomnia, tidak mendengkur, dan tidak mengantuk di siang bolong, secara signifikan menurunkan risiko kena asam urat.
(sy/hn/nm)