Angka Penderita Talasemia Meningkat, Masyarakat Perlu Diedukasi

15 May 2023 - 21:00 WIB
Foto: Liputan6

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Angka penderita talasemia terus mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan perlunya upaya edukasi yang lebih luas kepada masyarakat, terkait penyakit talasemia.

Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSCM, dr Arif Rahman Sadad menjelaskan, data terbaru menunjukkan, jumlah penderita talasemia terus meningkat dengan cepat. Saat ini di Indonesia ada 11 ribu kasus. Untuk itu, peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang talasemia menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.

“Kampanye edukasi yang efektif perlu dilakukan melalui berbagai saluran, seperti media massa, kegiatan sosial, serta program pendidikan di sekolah. Informasi tentang pentingnya pemeriksaan gen sebelum menikah juga harus disosialisasikan agar pasangan yang berpotensi memiliki risiko talasemia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat,” jelasnya saat RSCM menggelar kegiatan jalan sehat (funwalk) untuk memperingati Hari Talasemia Sedunia, di Jakarta, Minggu (14/5/23).

Baca Juga:  Gempa Magnitudo 4,6 SR Guncang Wilayah Daruba Malut, Tidak Berpotensi Tsunami

Selain itu, lanjutnya, penting juga untuk meningkatkan akses terhadap pemeriksaan gen dan layanan kesehatan yang berkaitan dengan talasemia. Fasilitas kesehatan perlu dilengkapi dengan layanan tes genetik dan fasilitas transfusi darah yang memadai untuk mendukung penderita talasemia.

“Upaya kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi masyarakat, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan dalam mengatasi tantangan talasemia. Dengan adanya kerja sama yang baik, diharapkan dapat mengurangi angka penderita talasemia dan meningkatkan kualitas hidup penderita yang sudah terdiagnosis,”ungkapnya.

Ia menambahkan, Talasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai oleh produksi sel darah merah yang tidak normal. Penderita talasemia seringkali membutuhkan transfusi darah secara teratur untuk menjaga tingkat sel darah merah yang sehat.

“Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengobati penyakit ini, sehingga pencegahannya harus melalui skrining sebelum menikah. Pencegahan dilakukan agar angka talasemia tidak semakin meningkat,” tutupnya.

(ek/hn/um)

Share this post

Sign in to leave a comment