Apakah Bau Cat Berbahaya bagi Ibu Hamil? Ini Penjelasannya

3 February 2025 - 07:15 WIB
Shutterstock

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Mempersiapkan kehadiran buah hati, banyak orang tua yang mendekorasi kamarnya, termasuk dengan mengecat ulang dinding. Namun, terlalu sering terpapar bau cat bisa berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk membahayakan kondisi kesehatan ibu hamil dan bayi dalam kandungannya.

Meski sudah banyak tersedia produk cat dengan kandungan bahan kimia yang rendah atau bahkan tanpa bahan kimia yang berbahaya, orang tua tetap harus waspada.

Adapun itu, jangan lupa untuk selalu memeriksa tabel kandungan bahan kimia yang ada di setiap produk cat guna menghindari berbagai risiko bau cat bagi ibu hamil.

Ada beberapa jenis cat yang perlu dihindari sepenuhnya oleh ibu hamil, seperti cat yang berbahan dasar timbal, minyak, atau cat akrilik. Hal ini karena cat berbahan dasar tersebut mengandung pelarut organik (solven) dari berbagai bahan kimia yang berbahaya.

Beberapa pelarut organik yang perlu dihindari adalah benzena, aseton, xilena, toluene, dan kloroform. Pelarut-pelarut ini bisa menguap ke udara sehingga menimbulkan bau cat yang khas.

Jika dihirup terlalu banyak, uap senyawa organik ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Efek jangka pendek bau cat bagi ibu hamil yang bisa terjadi antara lain adalah sakit kepala, pusing, mual, maupun iritasi mata, hidung, atau tenggorokan. Sementara itu, efek jangka panjang yang bisa terjadi adalah terganggunya pertumbuhan janin.

Solven yang masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di plasenta. Akibatnya, janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan rentan mengalami kelahiran prematur, keguguran, kelainan kongenital, dan gangguan kemampuan belajar.

Oleh karena itu, ibu hamil perlu hati-hati, terutama pada kehamilan trimester pertama ketika organ-organ bayi sedang dibentuk.

(sy/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment