Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kegiatan mandi mungkin jadi salah satu cara menyiasati hawa panas yang terjadi akhir-akhir ini. Tapi apakah kalian tahu kalau mandi saat berkeringat dengan tubuh dalam kondisi yang benar-benar panas akan membahayakan kesehatan kalian.
Dilansir dari cnnindonesia, Dokter spesialis pulmonologi (paru) di Rumah Sakit Harapan Bunda Rambutan, Jakarta, dr. Eva Sri Diana mengatakan, memang tidak disarankan mandi saat tubuh dalam keadaan panas. Sebaiknya, tubuh didinginkan terlebih dahulu hingga suhunya jauh lebih normal.
"Harus didinginkan dulu beberapa saat. Tidak boleh buat perubahan suhu mendadak yang ekstrem," kata Eva saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (13/10/23).
Suhu tubuh yang panas biasanya terjadi setelah olahraga ataupun cuaca terik yang benar-benar membuat suhu badan kita tinggi sebaiknya jangan langsung mandi, Sebaiknya setelah berolahraga Anda beristirahat dulu dan tidak boleh langsung mandi.
dr. Eva mengungkapkan bahwa, setelah berolahraga dan berkeringat, suhu tubuh sedang tinggi karena terjadi pembakaran kalori. Sebaiknya dilakukan pendinginan dulu sebelum mandi.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Hal Sepele yang Tak Disadari Berbahaya bagi Jantung
Namun, keringat tak cuma muncul setelah olahraga. Keringat juga bisa muncul di tengah cuaca panas seperti sekarang. Dalam kondisi ini, mandi dalam kondisi tubuh masih berkeringat sebenarnya sah-sah saja.
Mandi saat tubuh berkeringat, tapi bukan karena olahraga, sebenarnya tidak berbahaya. Justru kotoran, minyak, dan debu yang menempel di kulit akan lebih mudah terhapus. Kulit jadi lebih segar dan terhindar dari infeksi jamur akibat cuaca panas.
"Boleh saja mandi saat tubuh berkeringat saat cuaca panas]. Ini berbeda dengan suhu tubuh yang panas. Boleh langsung mandi sesuai dengan kebiasaan," jelas dia.
Namun, dr. Eva menyarankan agar suhu air yang digunakan juga tidak terlalu dingin, apalagi air es atau sangat dingin.
"Sebaiknya mandi dengan air suhu biasa dulu agar tidak terjadi perubahan yang mendadak ekstrem di tubuh," ungkap dr. Eva
(pt/pr/nm)
