Berikut Pengaruh Epilepsi katamenial Pada Kehamilan dan Kesuburan

17 February 2025 - 06:45 WIB
ilustrasi

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Epilepsi katamenial (CE), yang juga dikenal sebagai kejang menstruasi, merupakan bentuk epilepsi yang kerap dialami oleh para perempuan, bisa terjadi salah satunya pada masa kehamilan. Epilepsi berupa gangguan otak kronis yang dapat menyebabkan kejang.

Dikutip dari laporan Hindustan Times, Kepala medis regional dan spesialis kesuburan Oasis Fertility, Dr. Parinaaz Parhar, mengatakan kejang pada epilepsi katamenial dipengaruhi oleh fluktuasi hormonal dan perubahan dalam siklus menstruasi yang terjadi selama masa pubertas, kehamilan, dan menopause.

"Fluktuasi kadar hormon, terutama dalam produksi estrogen dan progesteron, sepanjang siklus dapat mempengaruhi frekuensi dan tingkat keparahan kejang," ujar, Dr. Parinaaz, dilansir dari laman Antaranews, Minggu (16/2/25).

Menurut Dr. Parinaaz Parhar, perempuan dengan epilepsi katamenial dapat memiliki kehamilan yang sehat, tetapi perlu pemantauan yang cermat, seperti berkonsultasi dengan dokter.

"Kejang yang berhubungan dengan kehamilan dapat membahayakan perkembangan janin dan ibu. Beberapa obat anti-epilepsi juga dapat meningkatkan risiko cacat lahir. Oleh karena itu, pemantauan dan penyesuaian pengobatan yang cermat mungkin diperlukan selama kehamilan," ujarnya.

Dalam kesempatannya ia menjelaskan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati epilepsi dapat berdampak langsung pada kesuburan, meskipun epilepsi katamenial itu sendiri tidak secara langsung menyebabkan infertilitas pada perempuan.

"Ovulasi dan kesuburan dapat dipengaruhi oleh obat-obatan yang mengubah kadar hormon seperti obat anti-epilepsi (AEDs)," ucap dia.

"Perempuan yang memiliki epilepsi katamenial lebih mungkin mengalami infertilitas karena penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi termasuk Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)," jelasnya.

Selanjutnya ia menambahkan selain berkonsultasi dengan ahli medis, penting untuk menjaga pola hidup sehat guna mengelola gejala epilepsi.

"Ini termasuk mengikuti pola makan seimbang, melakukan olahraga teratur, dan mengelola stres. Dengan pola hidup yang seimbang dan manajemen pengobatan yang tepat sesuai anjuran dokter, perempuan dengan epilepsi katamenial dapat menjalani kehamilan yang sehat dan memiliki anak yang sehat," jelasnya.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment