Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Buah kering merupakan olahan buah yang telah dihilangkan kandungan airnya. Cukup banyak buah yang bisa dikeringkan, contohnya anggur (kismis), aprikot, apel, nangka, dan mangga. Metode pengeringan buah pun beragam, mulai dari dijemur di bawah sinar matahari, dipanggang dengan oven, hingga menggunakan food dehydrator.
Keunggulan dari metode pengeringan ialah buah menjadi lebih awet dan bisa disimpan lebih lama. Buah kering juga biasanya dijadikan sebagai campuran untuk membuat kue atau berbagai hidangan sehat, seperti oatmeal dan granola. Namun, buah kering apakah sehat untuk dikonsumsi?
Buah kering tetap kaya nutrisi seperti buah segar kok. Proses pengeringan menjadikan buah kering padat kalori dan kaya akan antioksidan, khususnya polifenol. Bahkan, kandungan serat, vitamin, dan mineral dalam satu porsi buah kering menjadi 3,5 kali lebih banyak daripada buah segar dengan berat yang sama.
Namun, memang ada nutrisi yang jumlahnya berkurang akibat proses pengeringan ini, contohnya vitamin C. Buah kering juga mengandung sedikit air karena kandungan airnya sudah hilang.
Tak hanya itu, buah kering juga biasanya tinggi gula. Sebagai perbandingan, 100 gram apel segar gulanya hanya 10 gram, sedangkan apel kering dengan berat yang sama kandungan gulanya bisa mencapai 57 gram.
Jadi, buah kering apakah sehat? Bila dikonsumsi secukupnya, yaitu sekitar ¼–½ cangkir per hari, buah kering termasuk makanan yang menyehatkan. Kamu bisa memperoleh beragam nutrisi penting, mulai dari vitamin A dan C, kalsium, zat besi, magnesium, hingga kalium.
Namun, jika berlebihan, otomatis asupan kalori dan gula jadi lebih banyak. Alhasil, konsumsi buah kering malah dapat memicu kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit, seperti diabetes.
(sy/hn/nm)