Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Stroke terjadi ketika penyumbatan pembuluh darah mengganggu sehingga mengurangi suplai darah ke otak. Tak hanya orang yang sudah tua, kondisi ini bisa menyerang kelompok umur lain.
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke, salah satunya adalah pola makan. Dr. Jonathan Zeilinger, pemimpin digital GP di Babylon menyarankan tidak makan daging olahan hingga gorengan untuk mencegah tersumbatnya arteri.
"Lemak jenuh dan trans adalah penyebab utama dan termasuk makanan seperti daging olahan (seperti sosis dan burger), mentega, biskuit, dan gorengan," ungkap dr. Zeilinger dikutip dari laman Express, Senin (3/7/23)
Tak hanya itu, ada makanan lain yang juga bisa meningkatkan risiko stroke, yaitu makanan dengan kandungan tinggi garam. ia menjelaskan, tekanan darah yang meningkat juga menyebabkan pembentukan ateroma.
Baca Juga: BMKG Mengimbau Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di Sabang Hingga 6 Juli
"Asupan garam yang tinggi (seperti yang ditemukan pada keripik dan bakon) akan menambah risiko Anda," tuturnya.
Faktor kunci lain dalam risiko stroke adalah asupan gula yang tinggi. Misalnya, minuman bersoda. Ini sebagian karena hubungannya dengan penambahan berat badan dan diabetes tipe 2 yang menyebabkan kerusakan dan peradangan pada arteri.
Sementara itu, beberapa makanan dapat memiliki efek sebaliknya. Setidaknya, lima (idealnya tujuh hingga sembilan) porsi buah dan sayuran sehari untuk mengurangi kemungkinan terkena stroke.
Ia menyebutkan beberapa penelitian telah menunjukkan konsumsi buah dan sayuran yang lebih tinggi mengarah pada penurunan tingkat stroke dan sebaliknya dengan asupan yang lebih rendah.
"Buah dan sayur juga mengandung serat, yang dapat membantu mencegah kadar lemak tinggi dengan cara mengikat kolesterol di usus kita," tandasnya.
(sy/hn/um)