Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Saat ini subvarian Omicron XBB.1.16 atau varian Arcturus sudah masuk Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan sudah ada 7 kasus Arcturus di Indonesia.
Juru bicara Kemenkes RI, Mohammad Syahril menyebutkan bahwa gejala yang paling banyak ditemukan pada pasien COVID-19 varian Arcturus sejauh ini adalah batuk. Selain itu, gejala lain seperti sakit tenggorokan atau sakit menelan, nyeri tubuh, dan hilang nafsu makan juga dikeluhkan pasien.
Kepala Seksi Imunisasi Dinkes DKI, dr. Ngabila Salama mengungkapkan berkenaan dengan 5 pasien Arcturus di DKI Jakarta varian Arcturus diketahui memiliki gejala yang berbeda pada mata.
"Mayoritas mengeluhkan gejala baru mata merah, perih, keluar kotoran mata/belek," ujar dr. Ngabila dikutip dari Detik, Selasa (18/4/23).
Baca Juga: Kapolri Tinjau Arus Mudik di Jateng
Sementara itu di tempat terpisah, dokter spesialis mata, dr. Timmy Budi Yudhantara, Sp.M., mengimbau masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan, seperti rajin mencuci tangan.
"Ya gejala Covid-19 Arcturus hampir mirip dengan varian pendahulunya. Namun dalam beberapa kasus, ditemukan gejala di mata berupa mata merah dan gatal pada pasien. Karenanya kalau mengalami gejala di mata berupa mata merah, gatal, belekan, sebaiknya periksakan dan juga lacak resiko kontak," ungkap dr. Timmy.
Ia mengingatkan agar jangan menyentuh mata dan sekitarnya jika tangan tidak bersih. Selain itu, percikan air ludah saat bersin, batuk dan bicara bisa jadi kena ke mata dan membawa virus Covid-19 variasi Arcturus tersebut.
Namun jika seseorang mengalami gejala tersebut, dr. Timmy menganjurkan untuk secepatnya diperiksakan ke dokter karena bisa jadi ini adalah gejala awal dari varian Arcturus.
(sy/hn/um)