Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Tak hanya risiko penuaan dini dan kulit gosong, penyakit kanker kulit juga mengintai orang-orang yang sering terpapar langsung sinar matahari tanpa proteksi sunscreen. Bahkan rupanya menurut dokter, paparan matahari adalah faktor utama pemicu kasus kanker kulit di Indonesia.
"(Risiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari) cukup besar. Ini bisa mencapai 20 sampai 50 persen paparan matahari (menyebabkan kanker kulit). Pada penelitian bahwa ditemukan 50 persen lebih terjadinya kanker kulit," ujar dokter spesialis bedah onkologi sekaligus Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), dr. M. Yadi Permana, SpB(K)Onk., dikutip dari PMJ News, Selasa (8/8/23).
Melihat hal tersebut, ia menegaskan pentingnya proteksi untuk kulit dari paparan langsung sinar matahari. Selain dengan menggunakan pakaian lengan panjang dan topi, juga dengan sunscreen. Khususnya, ketika masyarakat beraktivitas di luar rumah di atas pukul 9 pagi hingga sekitar 3 atau 4 sore.
Baca Juga: KPU Gandeng TNI-Polri Salurkan Suplai Logistik Pemilu ke Wilayah 3T dan Rawan Konflik
"Terutama para wanita karena selain kanker kulit kan supaya mencerahkan. Jadi kan sinar ultraviolet ini selain yang paling agresifnya adalah merubah atau menjadikan kanker kulit, yang saya khawatirkan jadi lebih hitam atau lebih gelap. Itu berbahaya, perawatannya nanti menjadi sia-sia," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan, pentingnya penggunaan ulang (sunscreen) untuk masyarakat yang beraktivitas di luar rumah selama berjam-jam. Pasalnya agar proteksinya maksimal, sunscreen harus digunakan beberapa kali dengan sela waktu beberapa jam.
"(Setiap) dua sampai tiga jam itu apply ulang kalau kita masih beraktivitas di luar ruangan yang notabenenya masih terkena (paparan sinar matahari)," tandasnya.
(sy/pr/nm)