Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Saat berpuasa, banyak orang mengalami sakit kepala yang dapat mengganggu kenyamanan. Sakit kepala bisa menjadi hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari karena dapat menyebabkan hilangnya fokus dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Hal ini sering kali menjadi tantangan, mengingat adanya perubahan dalam pola makan, tidur, dan asupan cairan selama Ramadan. Pola makan yang berubah dan kurangnya tidur dapat menjadi pemicu umum bagi sakit kepala selama bulan puasa.
Dilansir dari berbagai sumber, Minggu (24/3/24), berikut sederet penyebab sakit kepala saat berpuasa, antara lain:
1. Kurang tidur
Kurangnya tidur dapat menjadi penyebab umum sakit kepala selama bulan puasa. Memasuki bulan puasa, sahur pada dini hari bisa memengaruhi pola tidur yang telah terbentuk sebelumnya.
Kurang tidur membuat tubuh lebih rentan terhadap sakit kepala dan gejala lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga jam tidur selama bulan Ramadan dan menghindari begadang.
Baca Juga: Indonesia Kirimkan Bantuan Kesehatan ke Palestina-Sudan
Untuk mengatasi pusing akibat kurang tidur, disarankan untuk tidur siang agar tubuh bisa beristirahat lebih baik. Tak hanya itu, hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidur selama bulan puasa.
2. Pola makan yang buruk
Selama bulan puasa, pola makan seseorang dapat berubah secara signifikan karena pembatasan waktu makan. Waktu makan selama bulan Ramadan meliputi saat sahur, berbuka puasa, dan malam hari di antaranya.
Apabila kita tidak memperhatikan asupan nutrisi yang cukup selama sahur, tubuh bisa kekurangan cairan dan nutrisi penting sepanjang hari. Hal ini dapat berujung pada sakit kepala selama puasa.
Tak hanya itu, mengonsumsi makanan yang tidak sehat pada saat sahur dan berbuka juga dapat menyebabkan sakit kepala. Konsumsi makanan berat yang mengandung banyak gula dan lemak bisa menjadi pemicu yang potensial dari sakit kepala.
3. Kurangnya asupan cairan
Alasan lainnya dari sakit kepala saat bulan puasa adalah dehidrasi atau kurangnya asupan cairan.
Kurangnya asupan cairan selama bulan puasa umum terjadi, terutama pada cuaca yang panas. Bukan hanya menyebabkan sakit kepala, dehidrasi saat berpuasa bahkan dapat menyebabkan demam hingga hilangnya kesadaran.
Untuk mencegah dehidrasi, kamu dapat menyimpan sebotol air dan mengonsumsinya sebisa mungkin selama jam non-puasa di malam hari. Tak hanya itu, kamu juga perlu menghindari minuman bersoda yang mengandung banyak gula dan kafein karena justru dapat memperparah dehidrasi.
4. Kurangnya gula darah
Umumnya sakit kepala saat berpuasa juga disebabkan oleh kurangnya gula darah. Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dan kelelahan.
Hal ini dapat terjadi apabila kamu tidak makan sama sekali saat sahur. Tak hanya itu, kondisi ini juga umumnya terjadi ketika mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi saat sahur atau berbuka.
Mengonsumsi makanan tinggi gula dalam porsi besar akan meningkatkan kadar insulin dan menyebabkan tubuh cepat lapar. Begitu kadar gula darah turun drastis, kamu akan menjadi lelah dan sakit kepala.
5. Kebiasaan konsumsi kafein
Saat berbuka puasa atau sahur, minuman berkafein sering menjadi pilihan untuk mengatasi rasa kantuk.
Namun, konsumsi kafein dalam jumlah besar dapat memperburuk dehidrasi dan meningkatkan risiko sakit kepala. Selain itu, konsumsi kafein juga dapat mengganggu pola tidur seseorang dan menyebabkan insomnia.
Bagi mereka yang secara rutin mengonsumsi kafein, efek ‘withdrawal’ dapat terjadi ketika membatasi konsumsi kafein selama puasa. Efek ‘withdrawal’ kafein menimbulkan gejala seperti rasa murung, gangguan mental, kecemasan, dan sakit kepala.
Sebagai alternatif, kamu dapat memilih minuman yang lebih sehat seperti air putih atau jus buah untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mengurangi risiko sakit kepala.
(sy/pr/nm)