Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Mengantuk adalah salah satu efek begadang yang paling umum terjadi. Setelah begadang, mungkin akan sering menguap dan merasa lelah. Tidak hanya itu, efek begadang yang dibiarkan berkepanjangan juga bisa menyebabkan gangguan pada kondisi fisik dan mental. Karena begadang merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan. Banyak penyakit bisa disebabkan akibat sering begadang.
Inilah efek buruk begadang yang penting untuk diketahui, dilansir dari alodokter, Kamis (11/5/23):
1. Meningkatan berat badan
Berbagai penelitian menunjukkan, orang yang kurang tidur atau sering begadang bisa mengalami kenaikan berat badan lebih banyak, jika dibandingkan dengan orang yang tidurnya cukup setiap hari. Hal ini bisa membuat orang yang sering begadang lebih berisiko mengalami obesitas.
Ada beberapa alasan mengapa efek begadang bisa meningkatkan berat badan. Salah satu efek begadang, bisa mengganggu metabolisme tubuh. Selain itu, kurang tidur juga bisa membuat tubuh menjadi lebih cepat lapar. Sehingga pola makan pun sulit untuk dijaga.
Ditambah lagi, jika sering begadang dan memiliki kebiasaan banyak makan saat stres (stress eating). Hal ini bisa membuat berat badan semakin banyak bertambah. Oleh karena itu, jika ingin menurunkan berat badan kebiasaan begadang perlu dikurangi atau bahkan dihentikan.
2. Penuaan dini
Saat begadang dan kurang tidur tubuh akan menghasilkan lebih banyak hormon stres (kortisol). Hormon ini dapat memecah dan merusak struktur kolagen pada kulit, yakni protein yang berfungsi untuk membuat kulit lebih kencang dan elastis.
Akibat sering begadang, kulit dan wajah akan menjadi lebih kusam dan kering. Rusaknya kolagen di wajah pun bisa menyebabkan munculnya garis-garis atau kerutan di wajah, flek atau bintik-bintik kehitaman di wajah, serta mata bengkak dan muncul lingkaran hitam di sekitar mata (mata panda).
3. Mudah lupa
Ketika tidur, jaringan dan sel-sel saraf di otak akan mengalami proses perbaikan atau regenerasi. Dengan terbentuknya jaringan otak yang sehat, fungsi otak akan senantiasa terjaga. Regenerasi jaringan otak juga penting untuk memperkuat ingatan atau daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan berpikir.
Sebaliknya, sering begadang membuat sel-sel dan jaringan otak akan lebih cepat rusak dan sulit diperbaiki. Hal ini bisa membuat fungsi otak terganggu. Sehingga akan lebih sering mengantuk, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
4. Penurunan fungsi otak
Efek begadang dapat mengurangi daya nalar, kemampuan memecahkan masalah dan konsentrasi. Kemampuan memerhatikan sesuatu serta tingkat kewaspadaan juga akan mengalami penurunan. Sulit fokus juga kerap dapat menyebabkan kecelakaan saat berkendara atau bekerja.
5. Penurunan gairah seksual (libido)
Libido yang menurun adalah salah satu efek begadang. Ketika kurang tidur, tubuh bisa menjadi kelelahan, mengantuk, kekurangan energi dan lebih mudah stres. Efek begadang ini pada akhirnya bisa membuat menjadi kurang bergairah untuk berhubungan seksual.
6. Peningkatan risiko gangguan mental
Beberapa riset menunjukkan bahwa orang yang sering begadang akan lebih rentan mengalami gangguan fungsi otak dan juga gangguan tidur berupa insomnia. Dalam jangka panjang, efek begadang tersebut bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas.
Risiko ini juga akan semakin meningkat, jika memiliki kebiasaan kurang sehat, seperti merokok, jarang olahraga, sering stres dan tidak menjaga pola makan.
7. Peningkatan risiko kanker
Efek begadang juga berkaitan dengan peningkatan risiko seseorang untuk terkena kanker. Penelitian menunjukkan, kebiasaan kurang tidur atau sering bekerja shift di malam hari, lebih berisiko terkena kanker jika dibandingkan dengan orang yang tidurnya cukup sehari-hari.
Belum diketahui pasti apa efek begadang terhadap kemunculan kanker. Namun, diduga berkaitan dengan stres dan kerusakan sel-sel tubuh.
8. Penurunan sistem imunitas
Berbagai riset menunjukkan, kebiasaan kurang tidur atau sering begadang, terutama jika waktu tidur kurang dari 6 jam, bisa membuat daya tahan tubuh melemah. Hal ini bisa membuat tubuh Anda lebih rentan terkena infeksi bakteri dan virus.
(ek/pr/um)