Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Tidur merupakan cara kita untuk mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas seharian. Kurang tidur tentunya akan mempengaruhi kondisi kesehatan.
Kendati begitu, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menunjukkan tidur berlebihan ternyata juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan tidur setidaknya tujuh jam per hari. Para peneliti menemukan sesorang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malamnya memiliki kemungkinan lebih besar menderita stroke.
"Hasil (penelitian) kami menunjukkan bahwa masalah tidur harus dijadikan area fokus demi mencegah stroke," jelas Dr. Christine McCarthy yang memimpin penelitian ini, dilansir dari pmjnews, Sabtu (8/4/23).
Baca Juga: KSOP Kelas II Ternate Jamin Mobilitas Pemudik Lebaran Tahun 2023 Ini
"Berkat hasil penelitian ini, dokter bisa melakukan percakapan dini dengan orang-orang yang mengalami masalah tidur," tambahnya.
Dalam penelitian ini, semua data dilaporkan sendiri oleh para partisipan dan mereka juga tidak diharuskan memakai perangkat di malam hari untuk merekam pola tidur atau dengkuran.
Hasilnya, untuk kelompok yang menderita stroke sebanyak 151 orang tidur lebih dari sembilan jam, sedangkan pada kelompok non-stroke hanya 84 orang yang tidur selama itu.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 162 orang dari kelompok stroke tidur kurang dari lima jam, sementara untuk kelompok non-stroke hanya 43 orang.
Selain itu, seseorang yang mendengkur saat tidur 91 persen lebih mungkin mengalami stroke (tiga kali lebih mungkin menderita stroke daripada mereka yang tidak mendengkur).
Namun, alasan terlalu banyak tidur dapat meningkatkan kemungkinan stroke belum jelas. Akan tetapi, para peneliti menuturkan bahwa ini mungkin dipicu oleh masalah kesehatan lainnya seperti anemia, depresi atau gaya hidup yang tidak sehat
(ek/pr/um)