Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Tahukah Anda? Banyak sekali tips menurunkan berat badan yang ternyata keliru dan berdampak berbahaya. Ahli gizi sebutkan beberapa tips diet yang sebaiknya tak dilakukan sembarangan.
Mendapatkan berat badan yang ideal tentu menjadi keinginan banyak orang. Berbagai tips diet dan cara untuk menurunkan berat badan akhirnya populer dan dengan mudah dipercaya banyak orang.
Ternyata ada beberapa tips diet yang sebaiknya tidak pernah dilakukan tanpa pengawasan ahli yang tepat. Beberapa ahli gizi menyebut tips-tips diet yang berkeliaran di media sosial masih banyak yang menyesatkan dan berdampak negatif bagi tubuh.
Dilansir dari Food NDTV, Minggu (14/1/24), berikut sederet tips diet keliru yang tidak disarankan menurut ahli, antara lain:
1. Jus detoks
Banyak tips diet dari 'ahli diet' di media sosial yang sering membagikan racikan jus dan minuman. Memanfaatkan campuran buah dan sayur-sayuran, konon minuman tersebut dipercaya sebagai asupan untuk detoks.
Detoks yang dimaksud adalah membuang racun sekaligus tumpukan kalori di dalam tubuh. Faktanya tidak sembarangan buah dan sayur bisa dikombinasikan, apalagi jika diklaim sebagai pengganti makanan yang lebih sehat.
Jus memang padat akan nutrisi tetapi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan protein dan serat sesuai batas minimal yang direkomendasikan. Ahli gizi tetap menekankan bahwa konsumsi makanan yang seimbang adalah cara terbaik untuk mendetoks tubuh.
2. Memangkas gluten sembarangan
Baca Juga: Kapolda Jateng dan Kabid Dokkes Dinobatkan Menjadi Tokoh inspiratif Jawa Tengah 2023
Tak hanya memangkas karbohidrat yang paling umum dilakukan, ada juga tren meminimalisir atau sama sekali tidak mengonsumsi gluten. Tren ini dipercaya dapat membuat penurunan berat badan lebih efektif dan bikin awet muda.
Padahal untuk seseorang memangkas salah satu asupan tertentu harus dibawah anjuran ahli gizi atau dokter. Diet gluten awalnya diperuntukkan bagi mereka yang memang sensitif terhadap gluten.
Sedangkan bagi orang yang tidak memiliki masalah dengan makanan yang mengandung gluten tidak disarankan untuk menghindari gluten sepenuhnya. Fokus dalam mengonsumsi biji-bijian utuh atau mencari alternatif makanan yang lebih sehat jauh lebih dianjurkan.
3. Pembatasan kalori yang ketat
Dibandingkan mengendalikan waktu dan porsi makan, banyak orang yang lebih percaya bahwa semakin sedikit kalori yang masuk maka semakin cepat kurus. Kepercayaan saat menurunkan berat badan ini harus segera dihentikan karena menyesatkan.
Praktik membatasi asupan kalori secara ekstrem disebut oleh ahli gizi sebagai crash diet yang dampaknya berbahaya. Bukannya menurunkan berat badan tetapi efeknya lebih kompleks dari yang pernah dibayangkan.
Massa otot yang hilang, kekurangan nutrisi, hingga metabolisme yang melambat justru membuat tubuh tidak akan sehat dan menderita saat melakukan diet. Pembatasan kalori harus dilakukan secara bertahap dan yang lebih penting akan membakar kalori yang masuk dengan olahraga dan aktivitas fisik yang seimbang.
4. Melewati waktu makan
Sedikit makan, maka sedikit kalori yang masuk. Sedikit makan, maka akan lebih cepat turun berat badan. Jika kamu pernah berpikir seperti ini sebaiknya segera selamatkan kesehatan tubuhmu.
Melewati waktu makan dan membiarkan tubuh kelaparan justru akan memicu keinginan makan yang lebih besar. Pada beberapa diet, seperti intermittent fasting, melewatkan waktu makan juga ada aturan yang harus diperhatikan.
Tubuh yang dibiarkan kelaparan akan kesulitan untuk fokus dan memproduksi energi guna menjalani aktivitas sehari-hari. Dibandingkan dengan melewatkan waktu makan, lebih baik memilih asupan makanan yang sehat dan rendah kalori secara teratur.
5. Terlalu banyak protein
Bagi pelaku kebugaran biasanya mengandalkan protein untuk membentuk otot. Otot yang telah dilatih dan diharapkan membakar lebih banyak lemak dan kalori ternyata tidak bisa diberi makan sembarangan.
Terlalu banyak konsumsi protein tanpa aturan dapat memicu gangguan pada ginjal dan liver. Hasilnya tubuh juga tidak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang.
Takaran asupan kalori harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan jika perlu harus dikonsultasikan kepada ahli. Tak hanya itu memerhatikan keseimbangan antara protein hewani dan nabati juga tak boleh dikesampingkan.
(sy/pr/nm)