Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Sedentary lifestyle merupakan gaya hidup yang kurang aktif bergerak atau melakukan aktivitas fisik. Ini merupakan gaya hidup yang tidak sehat karena bisa mengundang banyak bahaya bagi kesehatan.
Orang yang menjalani sedentary lifestyle biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk atau berbaring dengan sedikit atau tanpa berolahraga. Wanita cenderung lebih banyak menjalani gaya hidup tidak aktif ini daripada pria.
Secara tidak disadari, banyak pula pekerja yang menjalani sedentary lifestyle, contohnya adalah pekerja kantoran yang menghabiskan sebagian besar waktunya di meja kerja.
Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (7/5/24), berikut sederet bahayanya sedentary lifestyle bagi keseharian kita, antara lain:
1. Menurunkan imunitas tubuh
Pelaku sedentary lifestyle kemungkinan besar akan memiliki imunitas tubuh yang lemah, apalagi jika gaya hidup ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 3,3 Guncang Wilayah Belu, NTT
Penelitian menunjukkan bahwa tidak aktif bergerak selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan dapat menyebabkan sistem imunitas tubuh menurun. Hal ini menyebabkan orang yang kurang aktif bergerak rentan untuk terkena infeksi dan penyakit.
2. Menyebabkan obesitas
Karena pelaku sedentary lifestyle cenderung kurang aktif bergerak, jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh pun sedikit. Lemak dalam tubuh juga bisa menumpuk sehingga berat badan pelaku gaya hidup ini akan mudah naik. Kondisi ini lambat laun dapat memicu terjadinya obesitas.
Sebuah penelitian pun mengungkap fakta terkait hal ini. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa terbiasa duduk selama 8 jam atau lebih setiap hari mampu meningkatkan risiko terkena obesitas.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Orang yang menjalani sedentary lifestyle rentan terkena diabetes tipe 2. Risiko untuk terkena penyakit ini bahkan dapat meningkat sampai 112%. Hal ini karena kurangnya melakukan aktivitas fisik dapat memicu terjadinya resistensi insulin.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan penumpukan gula di dalam darah yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
4. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung
Pasalnya, kurangnya beraktivitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kolesterol dalam tubuh. Ketika tekanan darah meningkat, pembuluh arteri yang memasok darah ke jantung dapat menyempit atau rusak. Hal ini memicu terjadinya penyakit jantung.
Sementara itu, tingginya kadar kolesterol dalam tubuh bisa menyebabkan penyempitan atau pengerasan pembuluh darah atau aterosklerosis, yang juga berkontribusi terhadap penyakit jantung.
5. Meningkatkan risiko terkena gangguan mental
Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, sedentary lifestyle juga bisa membuat pelakunya rentan untuk mengalami gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Keterkaitan antara sedentary lifestyle dengan gangguan mental perlu diteliti lebih lanjut. Namun, ada dugaan bahwa banyaknya waktu yang dihabiskan untuk duduk dan berbaring membuat pelaku jarang keluar rumah dan melakukan aktivitas yang disukai. Kondisi ini dapat membuat mereka lebih mudah untuk tertekan.
(sy/pr/nm)