Tribratanews.polri.go.id – Jatim. Apel sinergitas TNI-Polri Tahun 2022 ini diikuti 364 orang yang terdiri dari jajaran pejabat utama baik dari Kodam V/Brawijaya sebanyak 225 orang dan jajaran Polda Jatim sebanyak 136 orang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkesempatan menyampaikan materi pada apel Sinergitas TNI-Polri di Daerah Latihan Kodam V Brawijaya Sidodadi, Lawang, Kabupaten Malang, Kamis (12/5/22).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi, komunikasi, dan kemitraan yang kuat ( strong partnership) antara TNI-Polri-Pemda. Ini amat diperlukan dalam proses percepatan pembangunan di Jatim.
“Tidak ada sukses tunggal. Sukses diraih karena sinergi, kolaborasi dan strong partnership karena yang terbangun adalah interdependensi antara satu dengan yang lain. Dengan kolaborasi dan koordinasi yang baik ini maka tantangan dan masalah yang ada di daerah bisa diselesaikan secara bersama-sama dengan efektif dan efisien,” tegas Gubernur Jawa Timur dalam Apel Sinergitas TNI Polri Tahun 2022.
Gubernur Jawa Timur mengatakan, pentingnya tiga elemen antara TNI-Polri-Pemda tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI kepada para Kepala Daerah se-Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2021.
“Bapak Presiden RI menekankan pentingnya hubungan harmonis Forkopimda di daerah. Baik Gubernur dengan Kapolda, Gubernur dengan Pangdam, Gubernur dengan Kajati, dan lain-lain. Hal ini karena hubungan harmonis seperti itu akan sangat mempengaruhi tensi di daerah,” jelas Gubernur Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur berharap sinergitas, strong partnership dan kolaborasi ini terjalin dengan baik tidak hanya di tingkat provinsi, tapi juga kabupaten atau kota, bahkan sampai dengan kecamatan dan desa. Hal ini karena masing-masing memiliki kekuatan, jejaring, dan energi yang akan menekankan signifikansi bagi program yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut Gubernur Jawa Timur ada loyalitas tegak lurus yang harus dijaga dan ditumbuh kembangkan, yakni kepada Kepala Negara yang juga Kepala Pemerintahan tertinggi yakni Presiden RI. Seperti yang disampaikan Presiden pada arahan dalam HUT TNI 5 Oktober 2021 bahwa kerjasama TNI Polri dengan pemerintah daerah sangat penting disamping dengan kekuatan masyarakat luas.
“Ini harus terbangun dan terjalin dengan baik . Dalam suasana apapun kita membutuhkan komunikasi yang terus terbangun karena ada dinamika pergantian pimpinan di kedinasan misalnya, ada urgensi tertentu di suatu daerah , sehingga komunikasi harus terus dijaga. Sekali lagi kerjasama dan kolaborasi jadi kunci penting,” tegas Gubernur Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur menambahkan, saat pandemi Covid-19 yang menghantam banyak sektor mulai sosial, ekonomi dan sebagainya , prajurit TNI dan Polri turun ke tengah- tengah masyarakat dengan sapaan solutif memberikan layanan. Salah satunya dalam program vaksinasi baik yang secara kontinyu maupun insidentil dalam jumlah yang masif.
Tidak hanya soal vaksinasi, tapi Panglima TNI dan Kapolri terus turun memastikan bahwa obat-obatan Covid-19 dan sembako bagi masyarakat benar-benar tersalurkan dengan baik. Bahkan beberapa kantor Kodim maupun Polres sering menjadi tempat pusat karantina maupun menyimpan stok obat-obatan.
“Saya mengapresiasi para Prajurit TNI Polri yang turun langsung ke masyarakat. Hal ini tentunya membuat masyarakat tenang. Bagaimana babinsa dan babinkamtibmas turun langsung mengecek bagaimana penyaluran obat-obatan Covid-19 tersalurkan dengan baik,” tegas Gubernur Jawa Timur.
“Hal ini belum semua dinarasikan. Namun harus dinarasikan agar masyarakat tahu bahwa strong partnership ini ada dan memberikan harapan referensi solutif dan kebahagiaan bagi kehidupan masyarakat,” jelas Gubernur Jawa Timur.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini juga mengapresiasi peran TNI Polri yang dengan gerak cepat membantu berbagai permasalahan di daerah, salah satunya saat terjadinya bencana Awan Panas Guguran Gunung Semeru.
Menurut Gubernur Jawa Timur, berbagai permasalahan dan tantangan di lapangan ini menjadi salah satu pintu masuk memperkuat strong collaboration dan strong partnership melalui kemitraan yang lebih intensif dan produktif.
“Saat ini kita menghadapi ancaman perang non militer. Ada ancaman perang ideologi, perang budaya, perang ekonomi dan masih harus diseleseikan pandemi covid-19. Dalam ancaman Ideologi ini kita tetap membangun kewaspadaan secara kolektif terhadap ideologi transnasional yang tidak berseiring dengan ideologi Pancasila. Langkah mitigatif, antisiptif dan solutif harus terus dilakukan,” jelas Gubernur Jawa Timur.
Sumber: jatimupdate.id