Aiptu Budiman, Anggota Polisi yang Dirikan Pesantren Gratis Bagi Warga Miskin

5 July 2020 - 11:03 WIB
Tribratanews.polri.go.id-Purwakarta. Menjadi sosok inspiratif, Aiptu Budiman atau dikenal Abah Budiman adalah seorang anggota polisi yang bertugas di Polres Purwakarta yang dikenal sebagai sosok anggota polisi yang kerap membantu sesama.

Disamping menjalankan kewajiban sebagai anggota Polri, dirinya juga mendirikan sebuah pondok pesantren bagi warga kurang mampu. Abah Budiman masih sempat meluangkan waktu untuk mengajar di Pondok Pesantren Madinah Darul Barokah miliknya tersebut.

Pondok Pesantren Madinah Darul Barokah Lodaya Purwakarta milik Abah Budiman tersebut terletak di Kampung Dandeur RT 5, RW 2, Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Abah Budiman menceritakan lika liku dan tantangan yang sudah dihadapinya dalam mendirikan pesantren tersebut. Mulai dari tidak ada santri sampai dengan pengrusakan oelh orang tak dikenal lantaran dianggap pesantren yang menganut paham sesat pada 2012.



"Saya mulai bangun pesantren ini pada 2010. Awalnya itu saya datang ke wilayah ini dan melaksanakan salat bertemu seorang bapak-bapak dan mengajak saya membangun pesantren. Saya menolak karena saya nggak punya dasar pesantren. Tetapi, jalan Allah akhirnya saya mendirikan pesantren ini meski awalnya justru nggak ada santrinya," jelas Abah Budiman.

Karena pernah dianggap membawa aliran sesat, Abah Budiman tidak menyerah begitu saja. Dirinya bertekad untuk membuktikan dan memohon kepada Allah meminta agar tempat itu dijadikan tempat ibadah sekaligus tempat mengaji untuk anak-anak.

"Alhamdulillah dengan doa yang ikhlas, dikabulkan oleh Allah. Santrinya pun mulai ada dengan terlebih dahulu dari lingkungan sekitar dan sampai saat ini banyak dari berbagai daerah," ungkap Abah Budiman.

Abah Budiman juga mengungkapkan kendalanya soal biaya, namun dengan gaji sebagai anggota polisi yang disisihkan, Abah Budiman bisa mencukupi kebutuhan makan para santri santri yang sampai sekarang jumlahnya ada 250 orang yang mayoritasnya yatim dan duafa.

Bahkan dari gaji tersebut, ia upayakan untuk memberikan fasilitas yang memadai bagi para santri yang kebanyakan merupakan masyarakat tidak mampu dan yatim tersebut.

(af/bq/hy)

Share this post

Sign in to leave a comment