Dinkes DKI Sosialisasikan 3 Cara Cegah Pneumonia pada Anak

9 December 2023 - 08:30 WIB
Source Foto: Antara

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyosialisasikan tiga cara untuk mencegah masuknya bakteri mycoplasma yang bisa menyebabkan radang paru (pneumonia) pada anak.

"Salah satunya dengan kembali menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah," ujar Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/12/23).

Kedua, melakukan imunisasi rutin lengkap pada anak. Serta yang terakhir, jika sudah terlanjur sakit, maka pengobatan dapat menggunakan antibiotik  yang diberikan secara bijak.

Baca Juga: Kapolda Jatim Lepas Tim Bola Voli Junior ke Kejurnas 2023

Selain itu, Kasi Ngabila menyebut total ada 15 imunisasi gratis yang disediakan oleh pemerintah serta vaksin influenza berbayar mandiri untuk usia enam bulan ke atas terutama kelompok rentan yakni balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, dan tenaga kesehatan.

Sementara untuk antibiotik, Kasi Ngabila meminta agar masyarakat memperhatikan antibiotik yang dikonsumsi atas resep dokter, karena bakteri ini juga rentan terhadap orang dengan resistensi antibiotik yang justru bisa menyulitkan penyembuhan.

"Dan untuk mencegah keparahan penyakit radang paru, masyarakat perlu melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga apabila terdeteksi terkena penyakit ini bisa segera dilakukan pengobatan," tutur Kasi Ngabila.

"Jika ada indikasi pemeriksaan jenis kuman oleh dokter akan dilakukan PCR multipleks untuk mendeteksi beberapa jenis virus dan bakteri termasuk mycoplasma agar terapi lebih spesifik sesuai jenis kuman penyebab," tambah Kasi Ngabila.

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau warga untuk tetap waspada dan tidak panik terhadap pneumonia bakteri mycoplasma. Bakteri penyebab infeksi saluran napas yang cukup sering ditemukan sejak lama ini bukan sesuatu yang baru.

Penularan pneumonia ini umumnya melalui percikan dahak dan batuk (droplet) atau bisa juga kontak jarak yang cukup erat dan lama.

Kasi Ngabila mengungkapkan masa inkubasi atau dari terpapar bakteri sampai muncul gejala pertama kali berkisar 1-4 minggu, paling sering 2-3 minggu.

"Dari muncul gejala pertama sampai bisa berpotensi sesak napas atau memburuk sekitar 3-7 hari," ungkap Kasi Ngabila. Ia mengimbau kepada orang tua jika anak mengalami sakit dan sudah diobati sendiri tapi tidak membaik dalam kurun waktu 2-3 hari, sebaiknya dibawa ke dokter dan fasilitas kesehatan untuk mendapat pengobatan lebih baik.

ndt/pr/nm

Share this post

Sign in to leave a comment