Tribratanews.polri.go.id - Surabaya. Pemprov Jatim menyambut positif hadirnya Aplikasi Monitoring Karantina Presisi yang diluncurkan Polri. Aplikasi tersebut merupakan hasil pengembangan dan koordinasi antara Korps Bhayangkara dengan Kementerian Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.
Cara kerja aplikasi tersebut adalah dengan memberikan pengawasan di titik-titik masuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Hal ini guna mencegah masuknya varian-varian Covid-19 yang berbahaya ke Indonesia.
Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., menyatakan mendukung langkah Polri melakukan pengamanan berlapis. Dengan cara itu agar tidak masuknya varian Covid-19.
"Baik jenis baru maupun virus lama yang terkadang dibawa seseorang terutama dari luar negeri," ungkap Gubernur Jatim itu, Jumat (7/1).
Prosesi Launching sendiri telah dilakukan pada Kamis (6/1) yang dipimpin langsung oleh Kapolri bersama Menko Perekonomian, Menko Marvest, Menko PMK, Menhub, Menkes, Kepala BIN, Panglima TNI, Ka BNPB Dan Dirjen Imigrasi serta Forkopimda dari berbagai daerah tujuan serta perbatasan.
Gubernur Khofifah mengatakan, keberadaan aplikasi tersebut menjadi sebuah upaya dalam mencegah sekaligus memperketat masuknya varian baru berasal dari perjalanan seseorang dari luar negeri.
Hadirnya aplikasi ini, lanjut Khofifah, mendukung upaya peningkatan pengawasan karantina secara lebih ketat khususnya terhadap para pelaku perjalanan luar negeri yang baru kembali dan harus melakukan proses karantina.
Bagi Jatim, sangat membantu mengingat Bandara Juanda ditetapkan sebagai entry point penerbangan internasional sesuai SE Ketua Satgas Covid-19 1/ 2022 tentang Pintu Masuk (entry point), Tempat Karantina dan Kewajiban RT PCR Bagi WNI Pelaku Perjalanan Luar Negeri.
"Inisiatif dari Pak Kapolri sangat positif dan aplikasi monitoring sangat membantu sekaligus berperan mendisiplinkan masyarakat kita dan mereka yang datang dari luar negeri agar mentaati semua regulasi yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Penularan Omicron saat ini banyak bersumber dari perjalanan luar negeri," ungkapnya.
"Saya berharap hadirnya aplikasi ini semakin menambah optimisme dalam mencegah setiap varian baru maupun mengantisipasi varian lama agar tidak kembali masuk di Indonesia," tambah dia.