Tribratanews.polri.go.id - Kupang. Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, Irjen. Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., menilai bahwa bicara soal kearifan lokal adalah bicara mengenai identitas budaya yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan masyarakat.
Kearifan lokal juga bisa menunjukkan sebuah identitas, bisa menunjukkan keberadaan status dari masyarakat tersebut.
Ditampilkannya festival kearifan lokal ini juga sekaligus menangkal budaya dari luar yang saat semakin kencang masuk ke wilayah ini, sehingga dengan kearifan lokal bisa meredam serta menata pengaruh budaya dari luar dengan budaya lokal, agar kearifan lokal yang sudah ada semakin lebih baik.
Kapolda NTT menyampaikan hal ini saat membuka Malam Festival HUT ke-76 Bhayangkara di Polda NTT, Sabtu (25/6/22).
Dihadapan para petinggi lingkup Polda NTT juga undangan lainnya, beliau menuturkan bahwa dulu tidak pernah dikenal yang namanya kearifan lokal.
Saat runtuhnya Orde Baru 1998, maka muncullah kearifan lokal dan salah satunya digelar di Polda NTT dimana menampilkan para peserta dari daerah dengan ciri khas budaya lokalnya.
"Penampilan peserta saat ini sudah dilalui berdasarkan seleksi sehingga saat ini memasuki babak final ada 3 polres. Polres lain belum beruntung walau total harusnya 5 tetapi karena faktor cuaca sehingga tidak bisa hadir. Walaupun begitu yang tidak tampil secara langsung bisa disaksikan melalui layar vidiotron versi terbaru bukan 10.0 tetapi 15.0 sehingga sangat jernih pandangannya," ujar Jenderal Bintang Dua ini.
Dikatakan beliau, dengan ditampilkannya festival kearifan lokal ini bisa menangkal budaya dari luar semakin masuk sehingga bisa meredam, menata pengaruh budaya dari luar dengan budaya lokal kearifan lokal yang lebih baik sehingga tidak mempengaruhi budaya lokal baik di kampung ataupun kabupaten di NTT.
Menurut beliau, sejalan dengan Tema HUT ke-76 Bhayangkara yakni "Polri yang Presisi mendukung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural untuk mewujudkan Indonesia tangguh dan Maju" dinilainya sangat sejalan.
"Saya kira ini tema sesuai dan sejalan dengan kegiatan kita ini dimana dengan kearifan lokal bisa memulihkkan ekonomi. Karena beberapa tahun ini agak drop atau turun sehingga diharapkan bisa meningkat lagi. Artinya dengan budaya lokal seperti tarian, UMKM wisata dll ekonomi kita bisa pulih lagi," harap Kapolda NTT.
Dijelaskan beliau juga bahwa kegiatan ini dari kita untuk kita yang menunjukan bahwa ada kebanggaan dari masing-masing wilayah yang ingin ditonjolkan.
Untuk diketahui, rangkaian acara Final Lomba Kearifan Lokal tingkat Polda NTT digelar di Lapangan Mapolda NTT pada Sabtu, (25/6/22) malam.
Selain Polres Sumba Timur, finalis dalam Lomba Kearifan lokal tingkat Polda NTT terdiri dari Polres Belu, Polres Ende, Polres Manggarai dan Polres Nagekeo. Sementara itu, Polres Sabu Raijua menjadi juara favorit.
Final Lomba Kearifan lokal tingkat Polda NTT tahun 2022 diorganisir Tribun EO Kupang juga menampilkan stand up comedy dan musik akustik.
Kapolda NTT Sebut Festival Kearifan Lokal Menyapu Masuknya Budaya Luar
26 June 2022 - 17:33
WIB
in
Nasional
Sign in to leave a comment