Tribratanews.polri.go.id - Papua. Bertempat di Halaman Rektorat IAIN Fattahul Muluk Papua Buper Waena Distrik Heram telah dilaksanakan kuliah Umun dan Ramah Tamah Rektor, Civitas Akademika Pasca Sarjana IAIN Fattahul Muluk Papua bersama Kapolda Papua dan Jajaran, Sabtu (26/09/20)
Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw, Ketua Majelis Wali Amanah IAIN Fattahul Muluk Papua Habib Thaha Al-Hamid, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Al-Hamid ,S.Ag, Msi, Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav. R Urbinas, SH,SIK, Mpd, Wakil Rektor II Institut Agama Islam Negeri IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Musa Rumbaru, SH, MH, Ketua Prodi Magister Pasca Sarjana IAIN Fattahul Muluk Papua Dr.H Faisal , Mhi, Deputi Polhukam RI Victor Abaidata, Deputi Polhukam RI Jhon M. Norotouw, Kapolsek Abepura AKP. Clief Gerard Philipus Duwith, SE, S.IK dan Ka Pospol Subsektor Heram Iptu Alfrits B. Nadek, SH.
Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua Dr. H. Idrus Al-Hamid,S.Ag, Msi, dalam sambutannya mengatakan “Lewat kesempatan ini Pak Ketua majelis wali amanah kami melaporkan kemarin Alhamdulillah kita mendapat 15 orang anak Papua yang ip-nya Cumclaud dan ip-nya yang terbaik untuk dikuliahkan di Surabaya dan Malang untuk menjawab kekurangan-kekurangan itu dalam perguruan Tinggi yang kami pimpin”.
Idrus Al-Hamid juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolresta Jayapura yang telah bersinergi untuk mengamankan Kota Jayapura hingga saat ini , kampus yang sebelumnya rawan pemalakan yang dilakukan oleh oleh oknum-oknum kepada Mahasiswa sekarang telah aman berkat Patroli rutin yang sering dilakukan oleh Pihak Kepolisian ke kampus.
Selanjutnya kuliah umum disampaikan oleh Kapolda Papua Irjen Po. Drs. Paulus Waterpauw yang mana ia menyampaikan beberapa hal yang di mulai dari Kebhinekaan di Indonesia dari masa ke masa
“Memang, telah menjadi fakta bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya Bhineka Tunggal Ika sudah tidak ada. Hal tersebut juga berpengaruh pada kekuatan integrasi bangsa Indonesia. Sekarang yang ada hanya peperangan antar suku, ketegangan-ketengan yang terjadi dalam masyarakat karena adanya diskriminasi ras yang sangat mencolok, etnosentrisme yang menguat, isu-isu kebenaran agama yang saling bergesekan, permasalahan SARA yang semakin membesar, terjadinya cultural lag, dan hingga identitas kebangsaan yang semakin luntur,” Ucap Kapolda Papua.