Kemenkes Gandeng Influencer Gencarkan Kampanye Kesehatan Jiwa

14 December 2024 - 09:00 WIB
Source Foto: Antara

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama para influencer menggencarkan #PeduliSayangiJiwa, kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa, khususnya Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) dan Deteksi Dini melalui Skrining Kesehatan Jiwa.

Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan kampanye tersebut merupakan bagian dari promosi upaya promotif dan preventif kesehatan jiwa.

Ia menjelaskan, luka psikologis adalah perasaan tidak nyaman yang sifatnya berlebih dan mengganggu aktivitas keseharian, yang disebabkan oleh kejadian berat atau krisis berupa insiden atau peristiwa penuh tekanan yang dianggap luar biasa.

"Luka psikologis itu bisa saja disebabkan oleh relasi hubungan antara orang tua dan anak, hubungan romantis, stres yang tidak terkelola dengan baik, kejadian yang menyisakan trauma dan penyebab lainnya. Namun sayangnya, belum banyak masyarakat yang menyadari luka psikologisnya sejak dini, sehingga lukanya terlanjur terlanjur semakin dalam dan berdampak dalam kehidupan sehari-hari," terang Direktur Kesehatan Jiwa Imran, Jumat (13/12/24).

Ia menjelaskan pertolongan pertama pada luka psikologis merupakan bantuan atau dukungan psikologis yang paling dasar dan sederhana untuk orang-orang yang sedang mengalami kejadian yang dianggap berat dan menyebabkan luka psikologis, layaknya P3K untuk penanganan masalah medis awal.

Oleh karena itu, Kemenkes menggandeng sejumlah influencer di bidang kesehatan, seperti Ariel Tatum, dr. Farhan Zubedi, dan Irwantja Mental Health Doodes, serta media, untuk bersama-sama menyebarluaskan pentingnya kesadaran akan kesehatan jiwa.

Direktur Kesehatan Jiwa Imran menyoroti pentingnya kolaborasi tersebut, mengingat masih banyak individu yang belum menyadari mereka mungkin sedang mengalami luka psikologis atau kurang peduli terhadap orang di sekitarnya yang juga menghadapi kondisi serupa.

Ia menilai media sosial memiliki potensi besar sebagai platform edukasi dan kampanye yang efektif untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas dan personal.

Adapun pihaknya saat ini sudah menyusun enam buku saku untuk penolong pertama yang dibagi menjadi Buku Saku untuk First Aider di sekolah (PAUD, SD, SMP/ SMA), kampus tempat kerja dan masyarakat.

Direktur Kesehatan Jiwa Imran menyebutkan Buku Saku P3LP itu bisa meningkatkan literasi dan menjadi pegangan mereka yang memiliki peran penting sebagai penolong pertama masalah kesehatan jiwa di masyarakat sebelum mendapatkan pertolongan tenaga profesional.

(ndt/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment