Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menteri Kesehatan Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, S.Si., CHFC., CLU., mengatakan proses transpalansi organ di Indonesia menjadi lebih mudah berkat keberadaan undang-undang Kesehatan yang disetujui oleh Komisi X DPR RI.
"Dengan adanya regulasi ini, sekarang terbuka kesempatan untuk melakukan transpalansi di Indonesia," ujarnya, dilansir dari laman Antaranews, Minggu (7/6/24).
Ir. Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan banyak warga Indonesia yang sakit dan harus mendapatkan penanganan transpalansi organ, namun layanan itu tidak bisa dilakukan di dalam negeri.
Kementerian Kesehatan telah menunjuk 17 rumah sakit pemerintah untuk mengembangkan transpalansi organ, seperti ginjal, kornea, dan lain-lain.
"Undang-undang sudah diperbaiki, sehingga proses transpalansi organ menjadi lebih mudah," ujarnya.
Kementerian Kesehatan sedang menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan untuk melakukan sosialisasi perihal transpalansi.
Dalam keterangannya, ia mengungkapkan kolaborasi dengan organisasi agama penting agar pemahaman mendonorkan organ mendapatkan dukungan.
Saat ini obat-obatan terkait transpalansi belum lengkap di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menjadikan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit pengampu untuk mendapatkan obat-obatan tersebut.
"Kami juga sudah menyusun 17 rumah sakit yang bisa transpalansi, yaitu mulai dari ambil organnya maupun memasukkan organnya," ujarnya.
Ketua DPD RI periode 2017-2019, Dr. (H.C.) H. Oesman Sapta Odang Dt. Bandaro Sutan Nan Kayo., yang merupakan mantan pasien transplantasi ginjal menceritakan dirinya sempat berpikir untuk melakukan transpalansi ke luar negeri. Namun, saat itu dunia dilanda pandemi COVID-19, dan dia memutuskan melakukan transpalansi di Tanah Air.
Oesman melakukan transpalansi ginjal di RSCM dan memperoleh donor ginjal dari salah satu anggota keluarganya. Operasi itu berhasil dilakukan.
"Dua bulan kemudian saya sudah seperti sekarang ini, sering lihat tidak muka saya kayak lebih muda dari yang dulu. Itu karena transpalansi ginjal," ujarnya.
Selanjutnya ia mengungkapkan Indonesia mempunyai banyak dokter spesial organ dalam yang kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter rumah sakit di luar negeri.
Ia mengimbau semua pasien yang membutuhkan transpalansi organ untuk berobat di dalam negeri. "Setelah saya melakukan (transpalansi) itu pada 4 Oktober 2021, luar biasa. Saya sampai menyesal, sempat berpikir tentang (operasi) ke luar negeri. Kualitas dokter-dokter kita tidak kalah," ucapnya.
(fa/hn/nm)
Kemenkes Sebut UU Kesehatan Mempermudah Transplantasi Organ di Indonesia
10 June 2024 - 15:30
WIB
Antaranews
in
Nasional
Sign in to leave a comment