Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Dosen Pasca Sarjana Ilmu Politik Universitas Nasional M. Alfan Alfian menyatakan bahwa pemilu harus disambut dengan gembira sebagai suatu pesta demokrasi. Di sisi lain, masyarakat harus tetap kritis terhadap pelaksaanaan pemilu agar berkualitas dan legitimate dalam mekanisme pengelolaan/pergantian kekuasaan, namun perbedaan sikap/pilihan politik harus dihargai.
“Bagaimanapun Pemilu 2024 merupakan suatu pengalaman tersendiri dalam sejarah politik Indonesia mutakhir, yang kelak akan menjadi pelajaran berharga, di mana kelemahan dan kekurangannya harus diperbaiki,” ungkapnya dalam dialog publik dalam rangka menyambut Nataru di Tengah Pemilu, Rabu (29/11/23).
Baca Juga: Polri Mulai Operasi Lilin 22 Desember 2023
Menurutnya, kesadaran kolektif publik dalam menyambut Pemilu 2024 pada hakikatnya merupakan kesadaran atau keinsyafan bersama seluruh anak bangsa. Sebab, pelaksanaan pemilu merupakan ranah demokrasi prosedural.
“Demokrasi prosedural ialah operasionalisasi dari demokrasi substansial (nilai-nilai substantif demokrasi),” jelasnya.
Diingatkannya, pemilu dilakukan untuk kemaslahatan/kemajuan bangsa dalam kerangka perwujudan tujuan nasional.
(ay/hn/nm)