Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara Bagi Kelompok Berisiko

10 December 2024 - 18:30 WIB
Antaranews

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menteri Kesehatan Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., mengatakan, skrining kanker payudara akan menjadi bagian dari program skrining kesehatan untuk perempuan usia di atas 40 tahun, sehingga dia pun meminta agar kelompok berisiko tersebut tidak ragu memeriksakan kondisinya.

Dalam kesempatannya ia mengatakan, bahwa kanker payudara masih menjadi pembunuh tertinggi perempuan Indonesia untuk penyakit kanker. Ia pun menekankan tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara.

“Kanker ini kenapa banyak yang meninggal? Karena ketahuannya terlambat, setelah stadium tiga atau stadium empat. Padahal, kalau bisa deteksi dini di stadium satu atau dua, kemungkinan hidupnya atau survivability rate-nya tinggi sekali dengan teknologi yang sekarang,” jelasnya, dilansir dari laman Antaranews, Senin (9/12/24).

Menurutnya, kekhawatiran mengenai hasil pemeriksaan yang buruk menjadi salah satu alasan perempuan enggan melakukan pemeriksaan kanker payudara. Padahal, ia menyebutkan bahwa kanker sebaiknya dideteksi sejak dini karena peluang hidup akan lebih besar jika terdeteksi lebih awal dibandingkan jika terdeteksi terlambat.

“Jadi, kenapa banyak perempuan nggak mau dimamografi? Karena mereka takut menerima kenyataan kalau ada apa-apa. Padahal, saya yang bukan dokter saja tahu kalau ketahuan stadium satu lebih baik daripada ketahuannya di stadium tiga,” jelasnya.

Selanjutnya, ia mengatakan deteksi dini kanker payudara sebenarnya dapat dilakukan di fasyankes tingkat pertama seperti puskesmas dengan memanfaatkan USG.

Oleh karena itu, dia berbicara ke kolegium, agar dapat memperluas kompetensi ke dokter umum, sehingga 10 ribu USG di puskesmas bisa digunakan tak hanya untuk memeriksa ibu hamil, tapi juga untuk skrining kanker payudara.

Dalam kunjungannya ke RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara, ia melihat kondisi berbagai alat kesehatan yang diperoleh RSUD Bahteramas melalui dana Strengthening Indonesia’s HealthCare Referral Network (SIHREN).

Selain itu, ia mengecek fungsi mamografi yang diberikan Kemenkes pada 2023. Dia menjelaskan, pemberian mamografi melalui mekanisme SIHREN ditujukan agar RSUD dapat melakukan deteksi dini kanker payudara.

Dalam kesempatan itu, dia juga berbincang dengan penyintas atau survivor kanker payudara, Ni Kadek Mulyati.

Dalam keterangan yang sama, Ni Kadek Mulyati, mengajak perempuan Indonesia untuk tidak ragu melakukan skrining kanker payudara sebelum terlambat.

“Untuk wanita di indonesia dan seluruh dunia, mari kita memeriksakan diri sedini mungkin untuk mengetahui apakah di tubuh kita ada penyakit yang mungkin saja tidak kita ketahui.” jelasnya.

Mengenai pemanfaatan mamografi di RSUD Bahteramas, dr Albertus Varera Sp Rad., sebagai penerima manfaat alat mamografi dari RSUD Bahteramas, menyatakan bahwa ia telah memanfaatkan bantuan Kemenkes melalui dana SIHREN tersebut untuk berbagai kepentingan pemeriksaan kanker payudara.

Menurut dr Albertus Varera Sp Rad., alat mamografi tersebut telah digunakan untuk pasien medical check up.

“Yang sudah dikerjakan mamografi enam pasien untuk pasien medical check up waktu itu dan hasilnya normal,” jelasnya.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment