Tribratanews.polri.go.id - Papua. Para tokoh masyarakat dan tokoh adat Papua menilai kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan kekerasan, telah merugikan banyak pihak.
Tokoh adat Suku Kamoro, Mimika, Marianus Magnaiteko sungguh prihatin melihat gerakan KKB. Menurut dia, perlu ada pendekatan-pendekatan kekeluargaan baik itu melalui adat dan gereja.
Baca juga : Dengar Kritikan, Kadiv Humas Pastikan Informasi Menyeluruh Diberikan
"Kami orang adat sangat menayangkan kenapa? Betapa indahnya Bapak Jokowi punya perhatian khusus bagaimana membangun infrastruktur yang baik dari kota ke kampung dan ada orang yang mengacaukan keadaan," ujar Marianus di Mimika, Papua Tengah, Selasa (7/3/2023).
Tokoh pemuda Kabupaten Mimika, Agustinus Anggaiba, menegaskan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan KKB tidak bisa dibenarkan.
Ia menginginkan Papua aman. "Kami tokoh pemuda supaya kita kedepankan prikemanusiaan dari kelompok Egianus. Papua membutuhkan pembangunan, bukan membutuhkan pembunuhan dan pengacau," ujar Agustinus.
Sementara Tokoh Intelektual Kabupaten Mimikan dan Kabupaten Puncak, Yonias Kula, mengatakan kondisi Papua secara keseluruhan dalam keadaan aman. Tetapi, pada 2022 dan 2023 banyak kejadian-kejadian kekerasan oleh kelompok Egianus. Terakhir, penyanderaan pilot Susi Air.
"Kalau tidak dikembalikan, masyarakat banyak mengungsi di sini (Mimika), Nabire dan Jayapura," jelas Yonias. Ia juga mengimbau para pemuda di Papua jangan mudah terprovokasi, meski ada yang pro maupun kontra dengan kelompok KKB.
"Jangan terjerumus hal-hal yang tidak berguna, lebih bagus tidak usah, kalau bisa masyarakat terlebih khusus adik-adik kita yang SMA dan SMP gampang sekali bergabung dengan Pak Egianus dan kelompoknya," ucap Yonias.
(ndt/af/hn/um)