Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamenduk Bangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menyebut pentingnya gotong royong dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Wamenduk Bangga menyampaikan data penurunan stunting dari 2022 ke 2023 masih sangat kecil, di mana berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, menunjukkan prevalensi stunting di posisi 21,6 persen, lalu turun pada 2023 menjadi 21,5 persen (Survei Kesehatan Indonesia).
"Penurunannya tidak terlalu banyak, harus ada terobosan agar bisa segera diatasi," ujar Wamenduk Bangga, Senin (16/12/24).
Menurutnya, pencegahan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk peran swasta. Maka, menurutnya, program Genting sangat penting dan strategis, karena melibatkan seluruh komponen anak bangsa dalam menurunkan stunting melalui pendekatan gotong royong.
Wamenduk Bangga Kembali menyampaikan pentingnya pencegahan stunting di 1.000 hari pertama kehidupan dan melihat penerapan program Genting.
"Kami akan lihat seperti apa kondisinya (program Genting), tetapi yang paling penting adalah 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari ibu hamil sampai bayi usia dua tahun. Itu menjadi momen-momen untuk mencegah stunting," tutur Wamenduk Bangga.
(ndt/hn/nm)