Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Beredar sebuah tayangan video di Facebook dengan klaim narasi bahwa vaksin Covid-19 dikaitkan dengan lonjakan alergi daging. Dalam narasi tersebut disebutkan bagaimana protein alpha-gal dalam suntikan vaksin Covid-19 memicu alergi daging di seluruh dunia.
Faktanya, dilansir dari Agence France-Presse (AFP), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menyebut beberapa vaksin memang mengandung sejumlah kecil senyawa protein alpha-gal, tetapi bukan berarti menyebabkan sindrom alpha-gal.
Baca Juga: Polisi Laksanakan Pengamanan Kegiatan Festival BERSUKARIA Lampung Food dan Metro Souvenir Fest
Scott Commins, profesor Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina (UNC), menerangkan bahwa tidak ada bukti yang menghubungkan respons IgE alpha-gal, yang menjadi dasar biologis alergi alpha-gal, dengan vaksinasi Covid-19.
Disisi lain, dilansir dari situs Mayo Clinic, disebutkan bahwa kebanyakan orang dengan sindrom alpha-gal di AS mengalami kondisi reaksi alergi ketika kutu Lone Star dan beberapa jenis serangga lain menggigit mereka dan tidak terkait dengan vaksin Covid-19.
Kesimpulan, video di Facebook dengan klaim narasi bahwa vaksin Covid-19 disebutkan bagaimana protein alpha-gal dalam suntikan vaksin Covid-19 memicu alergi daging di seluruh dunia adalah informasi yang keliru/disinformasi.
(as/pr/nm)