Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Viral sebuah unggahan berisi narasi yang mengeklaim High-frequency Active Auroral Research Program atau HAARP sengaja digunakan untuk menciptakan bencana banjir.
Namun faktanya, narasi tersebut adalah keliru. Melansir dari kompas.com, Kamis (5/12/24), HAARP adalah fasilitas penelitian atmosfer di Amerika Serikat yang tidak dapat merekayasa cuaca apalagi menciptakan banjir.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, pada November 2024 sampai awal 2025 terdapat potensi bencana hidrometeorologi di mana curah hujan diprediksi lebih tinggi dari biasanya dan berpotensi mengakibatkan banjir, longsor, hingga angin kencang.
Melansir dari situs resmi BMKG bmkg.go.id, faktor utama yang memengaruhi cuaca dan meningkatnya bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah fenomena La Nina.
(sy/hn/nm)