Tribratanews.polri.go.id - NTT. Ipda Albertus Fridus Bere, Pama Polres Malaka, Polda Nusa Tenggara Timur merupakan sosok Polisi Penolong Warga di Perbatasan RI-Timor Leste. Integritas Ipda Fridus mengamankan perbatasan sempat mendapatkan penghargaan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Ipda Fridus adalah sosok yang berprestasi dalam bertugas. Ipda Fridus, juga sosok yang memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.
Warga hingga pemerintah setempat mengenal Ipda Fridus memiliki sepak terjang yang baik selama menjaga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka, NTT. Ipda Fridus bertugas di Pos Lintas Batas Negara dari 2015 hingga 2022. Saat ini, Ipda Fridus sebagai Pama di Polres Malaka, NTT.
"Dia itu banyak testimoni dari masyarakat sampai pihak pemerintah daerah tingkat kecamatan juga tahu sepak terjang beliau baik," kata Giran yang merupakan warga disitu.
Giran lantas bercerita salah satu kejadian saat Ipda Fridus menjabat sebagai Kepala Pos Polisi (Kapospol) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin. Dia menyebut Ipda Fridus pernah membantu wanita Timor Leste sedang sakit keras yang tidak memiliki dokumen untuk berobat ke Indonesia.
Peristiwa itu, kata Giran, terjadi pada Januari 2018. Wanita Timor Leste tersebut diantar oleh kerabatnya menggunakan sepeda motor.
"Pada saat sampai perbatasan dicegat oleh aparat karena tidak punya dokumen paspor. Ipda Fridus sebagai Kepala Pos Polisi Lintas Batas Motamasin melihat kondisi ibu ini nyaris ambruk dari sepeda motor. Karena mempertimbangkan kemanusiaan, meskipun tidak ada dokumen, dia kemudian menyuruh mereka melanjutkan perjalanan ke rumah sakit," tutur dia.
Giran menyebut Ipda Fridus sering kali membantu warga yang memiliki kendala saat melintas di perbatasan. Karena pengabdiannya itu, Ipda Fridus mendapatkan penghargaan dari Kapolri untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) pada 2022.
Giran juga bercerita soal kebaikan yang dilakukan oleh Ipda Fridus yang membantu ibu melahirkan pada 2020. Saat itu, ibu tersebut tidak memiliki biaya untuk bersalin di rumah sakit.
Sosok Ipda Fridus juga disebut orang yang ringan tangan. Banyak warga yang datang ke rumahnya untuk mengucapkan terima kasih karena telah dibantu.
"Keluarga dari orang yang dia tolong itu semua ke rumahnya, jadi mereka anggap ini sudah jadi keluarganya 'kami tidak bisa bantu apa-apa selain datang berkunjung ke rumah Bapak dan sampaikan terima kasih', ringan tangan orangnya," sebut dia.
Ipda Fridus menceritakan alasan dirinya mendapatkan penghargaan untuk sekolah SIP dari Kapolri. Fridus menjaga perbatasan tanpa masalah, berdedikasi tinggi, berintegritas, loyalitas dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
Beragam berita yang dialami Ipda Fridus selama menjaga pos lintas batas negara. Ipda Fridus sempat mencegah warga yang masuk dan keluar Indonesia secara ilegal.
"Kalau selama ini ilegal, pelintas ilegal, tapi kalau kita tangkap juga kita serahkan ke imigrasi yang punya kewenangan untuk urus orang," jelas Ipda Fridus.
Salah satu cerita yang masih diingat Ipda Fridus adalah saat mengizinkan warga Timor Leste yang tak memiliki dokumen lengkap masuk ke Indonesia untuk berobat pada tahun 2018. Wanita Timor Leste itu disebut mengalami sakit parah.
"Yang namanya orang sakit pasti tidak bisalah secara aturan, tapi karena kondisinya badan kuning semua, habis semua, kurus, tidak bisa jalan harus dipegang tangannya kiri kanan. Yang bersangkutan harus berobat di Indonesia, tapi terkendala aturan yang kita lihat 'ya sudah, biar masuk saja, ada risiko apa-apa kita siap tanggung jawab'," kata Tutup Ipda Fridus.
(nf/hn/nm)
Kisah Ipda Fridus, Polisi Penolong Warga di Perbatasan RI-Timor Leste
15 February 2025 - 21:30
WIB
Sign in to leave a comment