Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan yang beragam. Salah satunya kekayaan kebudayaan dan kesenian daerah. Karena hampir di setiap sudut daerah, bangsa ini memiliki ciri khas tersendiri. Tidak hanya Indonesia saja yang mengetahui hal tersebut, bahkan sudah mulai mendunia. Tak heran banyak dari bangsa lain yang mulai mengenal seni kebudayaan kita.
Dilansir dari kompasiana.com, Kamis (16/3/23), wayang kulit merupakan salah satu contoh kesenian yang masih di lestarikan sampai saat ini. Wayang berasal dari istilah kata ma Hyang yang berarti menuju spiritual Sang Kuasa.
Baca juga : Inilah Harga Rempah - rempah Dengan Harga Mahal
Tapi ada juga yang mengartikan teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang atau wayang) pada layar yang di gunakan. Jika di lihat dari ini, maka wayang kulit bukanlah kesenian pertunjukan semata. Namun juga media perenungan menuju roh spiritual para dewa.
Wayang kulit memiliki sejarah yang panjang. Kesenian ini sudah ada sejak kerajaan Hindu Buddha Wayang juga di gunakan oleh para ulama untuk menyebarkan agama Islam di Nusantara. Salah satunya adalah sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan agama Islam menggunakan metode pertunjukan kesenian wayang kulit.
Bagi orang Jawa khususnya untuk dapat menyaksikan pagelaran ini biasanya pada saat acara tertentu. Misalnya, pada saat sedekah bumi atau apitan dan pernikahan. Apitan adalah acara tahunan yang di selenggarakan oleh suatu desa dengan maksud untuk sedekah bumi.
Selain itu, pertunjukan wayang juga dapat di jumpai saat ruwatan. Yaitu, proses penyucian dalam mengatasi atau menghindarkan sesuatu kesulitan batin dengan jalan mengadakan pementasan wayang kulit.
Lalu, pembuatan wayang kulit biasanya terbuat dari kulit kerbau atau sapi. Hingga saat ini dapat di bilang kulit kerbau menjadi pilihan dalam proses pembuatan wayang.
Dalam proses pementasannya sendiri, pagelaran wayang kulit akan dimainkan oleh seorang yang biasa sering disebut sebagai dalang. Pagelaran wayang kulit terasa kurang, apabila tidak diiringi oleh gamelan. Orang yang memainkan gamelan sering juga disebut sebagai nayaga atau yaga.
Selain itu, dalam pakeliran seni wayang ada yang namanya sinden yang akan menyanyikan sebuah lagu Jawa untuk mengiringi dan membuat pementasan semakin sakral.
Perlu di ketahui, dalam suatu acara pementasan kesenian wayang kulit memiliki simbol dan makna tersendiri. Apalagi, dilihat dalan sisi ceritanya. Biasanya makna yang ada dalam cerita pewayangan adalah budi pekerti yang luhur, saling mencintai dan saling menghormati sesama. Bahkan, dalam cerita pewayangan untuk penyampaian aspirasi masyarakat sebagai bentuk kritik sosial.
Dalam pertunjukan tidak hanya cerita yang serius saja, namun juga ada adegan lucu pada saat Goro Goro dan Limbukan. Meski wayang kulit kini tampil dalam berbagai macam, pertunjukan ini tetap memikat dan lestari. Masing-masing pertunjukan mempunyai kesan tersendiri. Orang-orang mancanegara pun mau datang ke Indonesia untuk mempelajari sejarah dan bentuk-bentuk pertunjukan wayang. Tak salah, jika UNESCO menetapkan wayang kulit sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia.
(ek/af/pr/um)