Tribratanews.polri.go.id - Agam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dirikan posko pencarian korban hilang akibat banjir lahar dingin yang melanda Kabupaten Agam pada Sabtu 11 Mei 2024 lalu, Senin (13/5/24).
"Bagi masyarakat Kabupaten Agam yang kehilangan anggota keluarga dapat melapor ke posko tanggap darurat di SD Negeri 08 Kubang Duo Koto Panjang Kecamatan Canduang," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumbar, Fajar Sukma.
Ia mengatakan bahwa setiap laporan yang masuk akan diteruskan kepada tim pencarian korban di lapangan. Dugaan sementara, warga Nagari (desa) Bukik Batabuah yang hilang bisa saja terbawa arus banjir lahar dingin hingga ke aliran Sungai Batang Anai, atau sungai-sungai di Kabupaten Tanah Datar.
Hingga pukul 16.00 WIB BPBD Sumbar mencatat masih mencari sejumlah warga di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang yang hingga kini belum ditemukan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini Untuk Wilayah Jakarta
Selain itu, Ia juga menegaskan, jumlah korban yang hilang masih bersifat sementara dan dinamis. Sebab, bisa saja ada masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya namun belum terdata.
Terkait hal tersebut, Wakapolda Sumbar, Brigjen. Pol. Gupuh Setiyono, S.I.K, mengatakan bahwa Polda Sumbar bersama BPBD, Basarnas, TNI dan Polri masih mendata lokasi yang perlu pembaharuan data kejadian.
Dari tiga wilayah yang terdampak banjir tersebut Wakapolda Sumbar menyebut sekitar 50 rumah warga ikut terdampak langsung. Tidak hanya itu, sebagian badan jalan nasional yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Bukittinggi tepatnya di Air Terjun Lembah Anai juga amblas sehingga tidak bisa dilalui.
Pihak Kepolisian memastikan perbaikan jalan yang terban tersebut segera dilakukan mengingat akses itu sangat vital karena menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Bukittinggi.
Di saat bersamaan petugas gabungan juga sedang berupaya maksimal membersihkan tumpukan material yang menutupi badan jalan di Kecamatan Malalak sebagai jalur alternatif.
"Satu jembatan putus, mesjid, musala dan sekolah dasar serta adanya dua kendaraan serta alat berat yang belum ditemukan," tutup Brigjen. Pol. Gupuh Setiyono.
(ri/pr/nm)