Tribratanews.polri.go.id - Surabaya. Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhammad Fawait atau yang akrab disapa Gus Fawait menilai bahwa rencana Mabes Polri untuk merehab makam para wali dan ulama dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77 merupakan contoh kebijakan yang Pancasilais, sejalan dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Gus Fawait pun mengapresiasi kebijakan Polri karena ini menunjukan bahwa Polri memahami ruh masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang religius. Selain itu, juga bentuk penghormatan kepada ulama. Sebab, jasa ulama sangat besar dalam kemerdekaan bangsa ini.
"Para ulama lah yang mengajarkan tentang cinta pada tanah air adalah sebagian dari iman. Termasuk seruan jihad mempertahankan kemerdekaan adalah wajib hukumnya. Karena itu, republik ini berhutang budi pada para ulama. Mereka tidak sekedar tokoh agama tapi juga pahlawan," jelas Gus Fawait dilansir dari Liputan6, Minggu (18/6/23).
Baca Juga: Polri Targetkan 1.800 Peserta Ikuti Street Race Kemayoran di Jakarta
Ia juga menilai bahwa rencana Polri tersebut out of the box. Menurutnya, ini ide cemerlang yang sejalan dengan tradisi keagamaan di nusantara, khususnya kaum nahdliyin. Ia mengungkapkan bahwa peran para wali dan ulama di masyarakat sangat dominan. Ulama bukan sekedar guru agama, tapi juga pedoman dalam kehidupan keseharian masyarakat.
"Bahkan saat ulama wafat pun, ikatan emosional dengan umatnya pun tetap tersambung lewat ziarah makam," jelasnya lebih lanjut.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib, Al Qodiri IV Jember itu mengaku semakin takjub dengan rencana Mabes Polri, karena Polri tidak sekedar merehab makam wali dan ulama, tetapi juga membina masyarakat pelaku UMKM di sekitar komplek makam.
(my/hn/um)