Tribratanews.polri.go.id- Jakarta. Polri berhasil meringkus sejumlah terduga teroris di wilayah Condet, Jakarta Timur, dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/3) pascateror bom bunuh diri yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan akhir pekan lalu.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menerangkan penggerebekan terduga teroris itu bukan hanya di wilayah hukumnya, namun juga dilakukan di sejumlah kepolisian daerah sesuai instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pascateror bom bunuh diri di Makassar akhir pekan lalu.
"Berawal dari adanya bom katedral di Makassar, Bapak Kapolri kemudian memerintahkan agar seluruh jajaran meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya dan ancaman teror. Oleh sebab itu, pada hari ini, Senin tanggal 29 Maret 2021, Satgas Wilayah Densus 88 Antiteror Polri DKI Jakarta bersama jajaran reserse kriminal umum Polda Metro Jaya telah melakukan upaya-upaya penangkapan di dua tempat," kata Kapolda dalam keterangannya terhadap wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin sore.
Kapolda Menerangkan berawal dari penyelidikan, pihaknya pun segera melakukan penyergapan di sebuah tempat di Condet, Jakarta Timur dan Jalan Raya Cikarang, Cibarsah, Kabupaten Bekasi.
Dari operasi tersebut sebanyak empat orang berhasil diamankan yakni ZA (37), BS (43), AJ (46), dan HH (56).
Kapolda merinci peran dari masing-masing terduga yang diamankan polisi di Condet dan Bekasi tersebut. ZA, kata dia, berperan membeli bahan baku dan bahan peledak. Ia juga disebut memberitahukan cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan-cairan kimia kepada terduga teroris lainnya.
Sementara BS, beber Fadil, perannya adalah mengetahui pembuatan bahan peledak dan cara membuat bahan peledak.
"Menyampaikan kepada saudara NAJ terkait dengan 'takjil', mereka mengistilahkannya dengan istilah 'takjil', setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," kata Fadil.
Terduga teroris ketiga adalah AJ, laki-laki berusia 46 tahun. Ia berperan mengetahui dan membantu ZA dalam membuat bahan peledak. Selain itu, keduanya juga bersama-sama mengikuti beberapa pertemuan dalam rangka melakukan teror dengan bahan peledak.
Terakhir, yakni seorang laki-laki HH, usia 56 tahun. Kata Fadil, HH memiliki peran cukup penting. Ia diketahui merencanakan dan mengatur pembuatan bersama ZA.
HH juga turut hadir dalam pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan amaliyah. Ia juga membiayai dan mengirim video berisi teknis pembuatan bahan peledak ke tiga tersangka lainnya.
Selain menangkap empat terduga teroris, tim Densus turut menyita sejumlah barang bukti. Antara lain, handphone, kartu identitas, uang tunai, dan sebagainya.
Dari hasil penggeledahan, juga turut ditemukan barang bukti lainnya yakni lima bom aktif dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari TATP.
"Ini adalah senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif," ucap Kapolda.
Karena tergolong sensitif, tim penjinak bom gegana Polda Metro Jaya pun memutuskan untuk melakukan disposal di lokasi, dan di tempat yang aman dari warga.
"Tim Densus 88 selanjutnya akan mendalami temuan-temuan di TKP dan hasil olah TKP, serta informasi-informasi dari keterangan saksi di TKP," kata Kapolda.
(bb/bq/hy)