Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Direktur Kerja Sama Bilateral BNPT RI Brigjen. Pol. Kris Erlangga Aji Widjaya mengatakan bahwa kewaspadaan tetap harus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran ideologi radikal ke Indonesia. Meskipun Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah menunjukkan upaya moderasi.
“Sekarang mereka mencoba mengubah bentuk, bertransformasi menjadi lebih moderat, mungkin kita juga bisa melihat seperti di Afghanistan dengan Taliban-nya," ungkapnya dikutip dari Antara, Rabu (18/12/24).
Menurutnya, kemungkinan tersebut yang harus dicermati bersama hingga nanti. Ia mengatakan, salah satu kelompok afiliasi HTS, Jabhat al Nusra, terkait dengan al-Qaeda dan masih tercatat dalam daftar terorisme global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia mengungkapkan, kelompok itu juga masuk dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) di Indonesia. BNPT pun menegaskan bahwa langkah preventif menjadi kunci dalam menghadapi perubahan dinamika kelompok tersebut.
“Pemerintah Republik Indonesia menunggu bagaimana perkembangan yang terjadi di sana, sambil juga menyerukan agar pemerintahan transisi dan faksi-faksi di sana segera memulihkan situasi, membangun perekonomiannya, dan menjadi satu negara yang inklusif serta menghargai HAM,” ujarnya.
(ay/hn/nm)