Tribratanews.polri.go.id – Jakarta. Gelombang panas ekstrem menghantam sebagaian wilayah Afrika Selatan dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah setempat mengonfirmasi delapan orang meninggal dunia, korban tewas sebagian besar adalah pekerja pertanian di provinsi Cape Utara yang jarang berpenduduk.
Baca juga : KJRI di Los Angeles: Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban Penembakan Massal
Menurut Kementerian Buruh, para pekerja tersebut berada di kawasan yang sebagian besar semi-kering dan berbatasan dengan Namibia serta Botswana. Kawasan Afrika Selatan telah mengalami gelombang panas dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius pada beberapa hari.
"Kami khawatir dengan dampak cuaca panas yang dialami Afrika Selatan," ungkap juru bicara pemerintah Michael Currin, dikutip dari cnnindonesia.com Rabu (25/1/23).
Berdasarkan informasi Layanan Pemantauan Iklim Uni Eropa, mengatakan bahwa awal Januari 2023 delapan tahun terakhir adalah yang terhangat secara global.
(rz/hn/um)