Jangan Asal Fomo Ikuti Tren Tutorial Skincare! Ini Pesan dari Dermatolog

19 January 2025 - 08:20 WIB
Beauty Journal

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Netizen di X/Twitter menyoroti seorang pembuat konten TikTok yang membuat sebuah video 'tutorial skincare' menggunakan obat nyeri otot oles, detergen, hingga pewangi pakaian.

Meski diduga konten tersebut hanya 'bait' untuk mendapatkan banyak penonton, tak sedikit warganet yang mengkhawatirkan hal tersebut benar-benar diikuti masyarakat. Khususnya oleh anak-anak dan orang-orang yang memang memiliki pemahaman baik tentang kesehatan kulit.

"Mungkin sebagian orang bisa menganggap hanya sekedar konten dan tidak untuk ditiru, tapi beberapa orang menganggap ini sebuah tips (dilihat dari komentar ada yang tiru). Bbrapa orang udah kasih tau buat ngga bikin konten kaya gini, tapi kontennya masih lanjut dengan hal serupa," ujar akun @r*y_**_ di media sosial X.

Ketika banyak video tutorial kecantikan banyak beredar di masyarakat, spesialis kulit, dr. Ruri Diah Pamela, SpKK., menuturkan penting untuk masyarakat memilah milih sumber yang dipercaya. Sebaiknya, ikuti konten-konten dari orang yang memang kompeten di bidang kecantikan, misalnya tenaga medis atas dokter spesialis kulit.

Tak hanya itu, dr Ruri juga meminta masyarakat untuk selalu memeriksa fakta sebelum benar-benar mencoba tips atau tutorial kecantikan dari media sosial.

"Jangan langsung mempraktikkan apa yang dilihat. Cari tahu lebih dalam, termasuk memahami bahan-bahan yang direkomendasikan dan efeknya pada kulit," terang dr. Ruri, Kamis (16/1/25).

Ia menjelaskan, masyarakat juga harus berhati-hati dengan 'produk rumahan'. Gunakan produk-produk perawatan yang memang dirancang untuk kesehatan kulit.

Produk-produk non-kosmetik seperti detergen atau pewangi pakaian tentu tidak dirancang untuk kulit, sehingga tidak boleh digunakan sebagai alternatif dari skincare. Hal yang terpenting juga menurutnya ialah masyarakat tak boleh gampang kemakan tren dari medsos.

"Jika ragu, konsultasikan dengan dokter kulit sebelum mencoba metode atau produk yang belum pernah digunakan," tuturnya.

"Tidak semua konten yang viral itu benar atau aman untuk diikuti. Penting untuk mendahulukan kesehatan dan keselamatan dibandingkan mencoba sesuatu hanya karena sedang populer," sambungnya.

(sy/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment