Bripka Julianto Pane adalah salah seorang anggota Polri yang berdedikasi untuk membangun citra positif bagi institusi kepolisian.Bripka Julianto Pane yang adalah Kanit Bintibmas Satuan Bimmas Polres Gayo Lues, itu selain disiplin bertugas di kepolisian ia juga mendedikasikan diri dengan mendirikan pondok pesantren "Ruhul Azam".
Pesantren itu didirikan Bripka Julianto Pane diperuntukkan untuk membina masyarakat terkhusus para santri.Bripka Julianto Pane bercita-cita dengan pesantren "Ruhul Azam" itu mendidik anak-anak muda agar terhindar dari narkoba dan kenakalan remaja.
Pesantren Ruhul Azam didirikan Bripka Julianto Pane sejak tahun 2009.Pesantren itu berlokasi di Dusun Gunyak Kampung Sentang, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gaya Lues. Pondok pesantren itu didirikan Bripka Julianto Pane dengan swadaya menggunaknn gajinya sendiri.
Awalnya Bripka Julianto Pane merasa prihatin menyaksikan banyak anak di linkungannya tidak bisa membaca Al Quran. Ia tergerak hatinya kemudian mendirikan pondok pesantren agar anak-anak itu bisa belajar. Selain itu, pesantren Ruhul Azam itu awalnya hanya tempat pengajian dan beribadah bagi teman-temannya sesama anggota Polres Gayo Lues.
"Awalnya bertujuan untuk polisi agar mereka bisa belajar di tempat ini dan menyesuaikan tugas," kata Bripka Julianto Pane dalam rekaman video, Sabtu (8/8).
Seiring dengan perjalanan waktu, berkat ketekunan dan ketelatenan Bripka Julianto Pane, Pondok Pesantren Ruhul Azam mendapat sambutan positif dari masyarakat yang haus pendidikan bagi anaknya. Pesantrennya terus berkembang maju. Kini para santri yang menuntut ilmu sudah mencapai ratusan.
Para santri itu berasal dari wilayah Gayo Lues, Aceh Tengah dan dari Aceh Timur.Pondok Pesantren yang diasuh Bripka Julianto Pane itu kini bukan hanya menyelenggarakan pendidikan pesantren saja, kini sudah berkembang dengan mendirikan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP) dan Madrasah Aliyah (MA/SMU).
Di pesantren Ruhul Azam para santri menyelami ilmu pengetahuan agama dan juga ilmu pengetahuan umum. para santri juga belajar tahfidz Al Quran, dan juga pengajian kitab kuning yang menjadi ciri khas pendidikan pondok pesantren.Di pesantren Ruhul Azam, Bripka Julianto Pane mendirikan sebuah mushola, kantin, asrama, rumah untuk para guru, dapur, ruang makan, kantin, dan kamar mandi.
Di lingkungan masyarakat Gayo Lues, Bripka Julianto tidak hanya dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren Ruhul Azam dengan ratusan santri, suami dari Erni Juwinta, S.Kom itu juga dikenal sebagai penceramah kondang. Hingga masyarakat menjuluki Bripka Julianto Pane sebagai Tuan Guru Ruhul Azam, Khalipah Sutan Muda Hanikan Pane.
Sementara Bupati Gayo Lues, H. Muhammad Amru memberikan gelar Tengku (sebutan kiai kalau di Jawa) kepada Bripka Julianto atas dedikasinya sebagai pengasuh pondok pesantren Ruhul Azam dan pengayom masyarakat melalui pendidikan.Kesungguhan Bripka Julianto Pane mengasuh pondok pesantren merupakan bagian tanggung jawab seorang polisi dalan mengayomi dan melayani masyarakat. Selain itu merupakan bagian tanggung jawab untuk mencegah bibit kejahatan di tengah masyarakat. Sebab menurut Bripka Julianto Pane, mencegah bibit kejahatan harus melalui penanaman akhlak dan budi pekerti. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan.
"Saya pikir, mencegah kejahatan tidak cukup hanya dengan peran polisi, tetapi harus dibangun dengan pendidikan akidah dan agama yang kuat," kata Bripka Julianto Pane.
Semua aktivitas di pondok pesantren tidak mengganggu tugas Bripka Julianto sebagai anggota kepolisian Polres Gayo Lues. Ia dapat menyesuaikan waktu di kepolisian dan di pondok pesantren.Selama ini Bripka dapat menjaga disiplin sebagai seorang polisi sekaligus sebagai pengasuh pondok pesantren Ruhul Azam.
Secara rutin setiap hari, setelah selesai sholat subuh Bripka Julianto Pane mengajar para santri, kemudian ia berangkat tugas di Polres Gayo Lues. Sore sepulang dari kantor, ia kembali memberi pelajaran kepada para santri. Demikian tugas itu dia jalani setiap hari.
Harapan besar Tengku Bripka Julianto Pane kedepan pesantren Ruhul Azam mampu melahirkan generasi Qurani yang tangguh tanpa narkoba, berdisiplin, berbakti pada orang tua, dan cinta terhadap negaranya."Berharap ketika mereka pulang ke kampung halamannya, mereka memotivasi masyarakat di luar sana hal-hal positif di tengah masyarakat," harapnya.
Berkat dedikasi sebagai seorang polisi dan dukunga dari keluarga, kerja keras Bripka Julianto Pane telahmelambungkan namanya dan pesantren Ruhul Azam. Pondok pesantrennya sudah mendapatkan apresiasi juga dari pemerintah.Kini pondok pesantren yang juga membina MI, MTs dan Ms itu sudah mendapat bantuan dana BOS dari pemerintah.
Tim TA