Tribratanews.polri.go.id - Senjata tradisional khas Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan bentuk akulturasi dari budaya-budaya besar saat itu. Misalnya, kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Ketiga budaya tersebut disatukan oleh anak negeri dalam sebuah budaya yang berbeda dari aslinya. Dalam kebudayaan Sumsel, selain sebagai alat pertahanan diri senjata juga menunjukkan kelas sosial di masyarakat. Senjata adat Sumsel sebetulnya banyak jenisnya, namun yang dianggap mempunyai keunikan khas daerah.
Baca juga : Mengenal 5 Senjata Tradisional Khas Sumatera Utara Beserta Manfaatnya
Inilah senjata tradisional khas Sumsel dilansir dari pinhome.id, Kamis (26/1/23).
1. Tombak Trisula
Tombak ini berupa sebuah tombak kayu dengan 3 mata tajam di bagian ujungnya. Panjang tombak ini sekitar 180 cm. Pada jaman dahulu digunakan prajurit Kerajaan Sriwijaya sebagai senjata utama dalam peperangan. Senjata tradisional tersebut sering menjadi ikon budaya Provinsi Sumsel di kancah nasional. Ahli sejarah menyimpulkan, masyarakat Sumsel mulai mengenal tombak tersebut setelah budaya Hindu Siwa masuk ke Indonesia.
2. Keris
Keris tidak hanya dikenal oleh masyarakat Pulau Jawa saja. Beberapa daerah sub etnis Melayu juga mengenal senjata ini dalam budayanya, termasuk masyarakat daerah Sumsel. Meskipun mempunyai bentuk yang sama, tetapi senjata tradisional keris Sumsel mempunyai keunikan tersendiri. Jumlah lekukan atau luknya selalu berjumlah ganjil, antara 7 sampai 13 dengan sudut yang lebar. Karena itu, keris khas Sumsel cenderung lebih panjang dan lancip.
3. Khudok
Jenis senjata tradisional ini sampai sekarang masih eksis. Kebiasaan membawa khudok bagi para bujang hingga saat ini masih ada, khususnya pada adat budaya masyarakat Pagar Alam Hulu.
Khudok adalah sebilah pisau kecil yang bentuknya mirip Badik Lampung. Bilahnya ditempa dari bahan logam bermutu tinggi. Sedangkan, gagang dan sarungnya terbuat dari kayu jati.
4. Skin
Ini merupakan senjata tradisional Sumsel yang diperkirakan berasal dari akulturasi budaya lokal dengan budaya pedagang Tionghoa dan Asia Timur pada masa lalu. Senjata ini bentuknya mirip kerambit khas Sumatera Barat (Sumbar), tetapi berukuran lebih kecil dan memiliki 2 bilah tajam.
(ek/pr/um)