Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Brigadir Koko Junaidi (34) menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2023. Nama personel Bhabinkamtibmas Polsek Bojong itu masuk lantaran banyak membantu serta memberdayakan penyandang disabilitas di wilayahnya.
Adalah Yosi Agustiawan, seorang guru SMP di Kecamatan Darangdan, Purwakarta, yang mengusung Brigadir Koko. Ia sudah mengenal Brigadir Koko sejak 2015, saat tengah bertugas di Polres Purwakarta.
"Saya lihat Pak Koko itu sangat respons terus tidak harus nunggu program-program pemerintah atau apa. Dia juga sering berusaha memberikan alat bantu untuk disabilitas, pengadaan alat-alat UMKM membantu disabilitas supaya bisa menghasilkan sesuatu. Sering sharing dengan saya, untuk membantu disabilitas," ujar Yosi seperti dikutip dari detikcom, Kamis (29/6/2023).
Baca Juga: Pemotongan Hewan Kurban Menjadi Penanda Ketakwaan Seseorang
Yosi menyebut, dalam membantu kaum disabilitas di Bojong dan Darangdan, Brigadir Koko menggagas komunitas yang diberi nama 'Komunitas Disabilitas Bojong Bergerak'. Selain itu, Brigadir Koko juga kerap menggelar camping ceria bersama para penyandang disabilitas.
"Karena disabilitas juga memiliki hak untuk berbahagia, bertamasya, ya dikhususkan disabilitas camping dan panitia membantu disabilitas itu, diistimewakanlah," jelas Yosi.
Lebih lanjut, Yosi menjelaskan bahwa sosok Brigadir Koko memiliki kepribadian yang sederhana dan tak memandang kasta. Dalam membantu kaum disabilitas, Brigadir Koko merogoh kocek pribadinya.
"Saya juga sering lihat dia mengeluarkan uang pribadi, suka sisihkan uang pribadi. Menurut saya bagus dalam artinya semboyan Presisi Polri itu ya dijalankan Pak Koko lah. Jadi bukan hanya cita-cita, tapi dilaksanakan di lapangan," terang Yosi.
Brigpol Koko menceritakan Komunitas Disabilitas Bojong Bergerak digagas sejak April 2022. Ia merangkul para kaum disabilitas karena terenyuh melihat kondisi ekonomi para penyandang disabilitas karena keterbatasan fisik jadi tidak bisa bekerja.
"Jadi komunitasnya itu namanya Komunitas Disabilitas Bojong Bergerak, kita mencoba mengkover kebutuhan mereka kayak kadang-kadang ngasih buat tongkat jalan, kalau mereka sudah ada alat buat jalannya kita bantu buat usaha UMKM," ujar Brigadir Koko.
Dia menjelaskan para penyandang disabilitas di Kecamatan Bojong dan Kecamatan Darangdan berjumlah sekitar 250 orang. Sementara yang sudah menjadi 'anak didiknya' berjumlah 15 sampai 20 orang.
Menurut Brigadir Koko, dari total itu, ia berdayakan untuk bisa beraktivitas produktif sesuai kemampuannya masing-masing.
"Kalau di bidang UMKM, kebetulan saya kan ngebon (berkebun), saya ngerjain (pekerjakan) penyandang disabilitas, tunawicara. Jadi kalau ngebon tenaganya baguslah, tunawicara kita ajak bekerja. Umpamanya tunadaksa kita kasih bantuan modal, ahlinya bidang apa misalnya kerajinan tangan, kita kasih mesin bubut, kita kasih modal, mereka bisa berkarya," ucapnya.
Selain itu, Brigadir Koko merangkul penyandang disabilitas agar mereka merasa memiliki teman dan hidup tidak minder. Oleh karena itu, ia mendata dan mengumpulkan mereka untuk saling berbagi, sehingga bisa saling bermanfaat ke sesama para penyandang disabilitas.
"Harapan nggak muluk-muluk, mereka bisa cari uang, terus ada lebihnya sisihin buat temennya yang nggak bisa kerja," ujar Brigadir Koko.
Brigadir Koko mengatakan untuk memodali para penyandang disabilitas agar bisa berkarya, dia kerap merogoh kocek sendiri sesuai dengan kemampuan finansialnya penghasilan dari polisi. Beruntung, istrinya yang seorang guru SD mengerti dengan kondisinya.
"Modal sendiri, uang pribadi. Malah gini, yang dibawa ke rumah kadang nggak nyampe, nyampenya ke mereka. Alhamdulillah istri juga udah mengerti lah, setiap pulang kadang kita dapet, cuma setiap pulang nggak ada, dikasihin ke mana? Ini... ini... ini... oh ya udah," cerita Brigadir Koko.
Lebih lanjut, Brigadir Koko menyebut bahwa kegiatannya itu telah diketahui dan didukung oleh atasannya, yakni Kapolsek Bojong. Ke depan, ia berharap bisa membangun sekolah luar biasa (SLB) di Kecamatan Bojong.
(ndt/hn/um)